Prosumut
Public Service

Pembangunan Jembatan Sicanang Lambat, Dinas PU Medan Tak Mau Ambruk Lagi

PROSUMUT – Pembangunan Jembatan Sicanang di Kelurahan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, hingga kini belum juga dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Medan melalui kontraktor. Pasalnya, proyek jembatan yang pernah beberapa kali ambruk tersebut belum  dilelang.

Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU Medan, Mukhyar mengaku, masih membuat perencanaan atau desain jembatan yang diperkirakan selesai bulan ini. Setelah itu desain pembangunannya selesai, selanjutnya akan dilelang pada Juni nanti.

“Masih buat perencanaan. Tapi, yang jelas dianggarkan tahun ini pembangunan jembatan itu untuk dikerjakan,” aku Muhkyar, Selasa 2 April 2019.

Muhkyar juga mengaku, desainnya tidak sama dengan yang dibuat sebelumnya, karena lebih panjang jembatan yang akan dibangun. Sebab, tidak cocok lagi menggunakan desain yang lama.

“Desainnya baru, enggak mungkin lagi desain yang lama kita gunakan. Panjangnya kalau dulu sekitar 26 meter, sedangkan sekarang kurang lebih 36 meter,” ujarnya.

Kata dia, dalam membuat desain Jembatan Sicanang harus ekstra hati-hati. Ia tidak mau sampai ambruk lagi. Sebab, kondisi lahannya sulit diprediksi.

Pernah dihitung dan ditempatkan material bangunan seperti batu dan lainnya sekitar 40 meter. Ternyata, dalam hitungan 5 menit sudah hilang terbawa arus air.

“Jadi, nggak bisa sembarangan dibuat begitu aja desainnya. Artinya, perhitungannya harus benar-benar dikaji mendalam. Oleh karena itu, kita melibatkan tim dari akademisi USU,” ungkapnya.

Dilanjutkan Mukhyar, proses membuat desain jembatan itu harus diukur ketahanan tanah di lokasi.

“Jangan nanti ambruk lagi, kita yang disalahkan. Jadi, kita tunggulah hasil perhitungan dari timnya bagaimana,” ucapnya.

Lebih jauh dia mengatakan, jembatan yang ada saat ini merupakan sementara dan masih bisa dipergunakan.

Sedangkan jembatan yang akan dibangun, bukan di lokasi jembatan sementara. Namun letaknya tidak jauh dari jembatan sementara.

Dengan kata lain, ketika dibangun jembatan utama, maka jembatan sementara tidak dibongkar. Sehingga masyarakat bisa tetap beraktivitas.

“Anggaran membangun proyek tersebut masih tetap sebesar Rp13 miliar. Anggaran ini masih perkiraan awal, kemungkinan nanti akan diusulkan penambahan pada Perubahan APBD 2019,” tandasnya.

Diketahui, pembangunan jembatan tersebut sudah tiga kali roboh. Pertama, dikerjakan pada Oktober 2017 oleh PT Jaya Star Utama dengan anggaran Rp8 miliar lebih. Namun, belum selesai dikerjakan ternyata pada 6 November 2017 jembatan tersebut amblas.

Setelah terhenti beberapa bulan, maka pembangunan dilanjutkan dengan tender ulang dan dikerjakan PT Pillaren.

Lantas, pada 29 Agustus 2018 jembatan amblas lagi yang dianggap human error bukan faktor alam.

Usai longsor berhasil diatasi, pengerjaan kembali diteruskan. Kontraktor yang mengerjakan berganti yakni PT Jaya Suskes Prima. Namun, pada 20 Oktober 2018 tanah di sekitar jembatan kembali amblas dengan diameter yang lebar.(*)

Konten Terkait

Buntut Penyegelan Kantor, Camat Sei Lepan Ancam Copot Lurah

Editor prosumut.com

Tagihan Air Rp4,2 Juta, Pelanggan Laporkan PDAM Tirtanadi

Editor Prosumut.com

Ombudsman Sumut ke Pemda, Operasional Alat PCR RS USU Harus Maksimal

admin2@prosumut

Petugas Melati Pemko Medan Dibegal, Bobby: Sayangkan Penolakan RS 

Editor prosumut.com

YSKI dan N4J Berbagi Kepedulian

Pro Sumut

Pemko Medan Revisi Kontrak Kerja PT Parbens

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara