PROSUMUT – Sentimen pasar keuangan saat ini tengah memburuk, seiring dengan buruknya kinerja bursa di Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, kinerja indeks bursa global dipicu oleh sikap optimis dimana ekonomi akan kembali dibuka (reopening) seiring meredanya jumlah pasien corona di banyak negara.
Namun, temuan baru terkait dengan munculnya corona setelah pelonggaran lockdown memicu kekhawatiran.
“Pelaku pasar menerjemahkan bahwa reopening yang akan dilakukan AS masih akan menemui jalan panjang dan tidak akan segera dilakukan dalam waktu dekat. Ditambah lagi, mencuatnya kekhawatiran perang dagang baru, serta kemungkinan suku bunga acuan AS yang nantinya menjadi minus. Kondisi seperti ini sangat berpeluang memicu terjadinya tekanan pada pasar keuangan,” ujar pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Rabu 13 Mei 2020.
Di sisi lain, tren perkembangan suku bunga acuan di AS yang bisa saja minus dapat menjadi kabar baik bagi mata uang Rupiah. Hanya saja, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diyakini masih akan di bawah tekanan dan berpeluang bergerak di teritori negatif.
“Sejauh ini sentimen eksternal yang ada di pasar berpeluang memicu terjadinya tekanan besar pada pasar keuangan domestik,” ucapnya.
Kata Gunawan, pada pagi ini IHSG kembali dibuka minus di level 4.573,04 dan sejauh ini masih terus tertekan dikisaran 4.525. Sementara itu, berbeda dengan mata uang rupiah, Rupiah justru menguat dikisaran 14.875 per US Dolar pada perdagangan di sesi pagi. (*)
Editor : Iqbal Hrp
Foto :