PROSUMUT – Angkat kakinya Inggris dari blok Uni Eropa, yang populer disebut Brexit, sama sekali bukan perkara mudah.
Perdana Menteri Theresa May dan Parlemen Inggris memutar otak menemukan kesepakatan yang bisa diterima oleh semua pihak, tapi mereka masih belum juga mendapatkannya.
Dengan batas waktu (yang kedua) telah semakin dekat, begini prediksi kehidupan di Inggris jika negara itu terpaksa mengambil opsi Brexit Tanpa Kesepakatan (Brexit No Deal).
Michel Barnier, ketua negosiator Uni Eropa untuk Brexit, memperingatkan hari Selasa 2 April 2019 bahwa Inggris tampaknya tidak mampu memutuskan perjanjian keluar dari UE yang tertib, sehingga terdapat kemungkinan besar terjadinya Brexit No Deal alias Brexit tanpa kesepakatan, dengan kurang dari dua minggu hingga batas waktu terbaru tanggal 12 April 2019.
Meski perpanjangan lebih lanjut dari tenggat waktu mungkin terjadi, tidak ada yang benar-benar pasti.
Berikut ini daftar kemungkinan hal-hal yang bisa terjadi jika Inggris meninggalkan blok Uni Eropa tanpa kesepakatan, seperti melansir The New York Times, Rabu 3 April 2019.
Kemacetan di pelabuhan
Feri dan kereta api selama ini melaju bolak-balik antara Inggris tenggara dan Calais di Prancis untuk mengangkut makanan, barang, dan orang antara Inggris dan seluruh Uni Eropa.
Jika terjadi Brexit no deal, banyak yang khawatir bahwa masalah dengan pengaturan bea cukai baru dapat menyebabkan kemacetan sejauh bermil-mil di pelabuhan, memaksa truk untuk berhenti berjam-jam di jalan raya, yang akan menyebabkan bahan pangan membusuk dan proses manufaktur terhenti.
“Saya menduga akan ada antrean panjang di pelabuhan karena pedagang, importir dan eksportir, serta rantai pasokan logistik tidak siap untuk pengaturan bea cukai baru di sini maupun di Eropa,” kata Duncan Buchanan, direktur kebijakan di Asosiasi Pengangkutan Jalan Inggris.
“Kami akan mengalami perlambatan besar dalam rantai pasokan.”
Inggris telah mengatakan bahwa mereka akan mengizinkan truk untuk mengangkut feri dan kereta api tanpa pemeriksaan dan deklarasi tambahan, tetapi negara-negara Uni Eropa lainnya tidak mengatakan hal yang sama tentang lalu lintas dari Inggris.
Pengangkut dari Inggris yang tiba di pelabuhan Uni Eropa bis ditolak masuk jika mereka belum memiliki dokumen yang dibutuhkan.
Minim Pasokan Makanan
Para petani dan produsen bahan pangan telah memperingatkan, pasokan makanan bisa berkurang.
Hampir sepertiga dari makanan yang dikonsumsi di Inggris berasal dari Uni Eropa, tetapi jika truk yang membawa makanan itu terjebak dalam kemacetan, para konsumen mungkin akan kesulitan untuk membeli bahan pangan yang mudah busuk, seperti selada dan tomat.
Para produsen makanan juga telah memperingatkan bahwa dokumen tambahan, melemahnya mata uang Inggris, dan tarif untuk makanan dapat meningkatkan harga produk.
Mark Carney, gubernur Bank of England, mengatakan bahwa harga makanan bisa naik hingga 10 persen.
Brexit tanpa kesepakatan juga dapat menyebabkan bangkrutnya perusahaan di industri makanan. Satu dari empat eksportir makanan bisa gulung tikar dalam enam minggu, menurut Federasi Makanan dan Minuman.
Terhentinya proses produksi
Sebagian besar industri manufaktur Inggris bergantung pada manufaktur yang berjalan tepat waktu.
Artinya, suku cadang saling dipasok secara konstan antara Inggris dan Eropa dan tiba dalam hitungan menit sebelum digunakan di pabrik.
Proses ini dapat menemui hambatan jika lalu lintas macet di Dover atau Calais. Elemen-elemen yang dibutuhkan di pabrik bisa terjebak macet dalam perjalanan.
Beberapa produsen mobil mengatakan bahwa mereka akan menutup pabrik sementara untuk menyesuaikan dengan kemungkinan gangguan seperti itu.
Beberapa produsen menghentikan pekerjaan sementara setelah tanggal 29 Maret 2019, batas waktu perdana bagi Brexit.
Mereka khawatir akan kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan. Namun, berhentinya proses produksi di pabrik telah direncanakan berbulan-bulan sebelumnya.
Jika Inggris keluar dari UE tanggal 12 April 2019 tanpa kesepakatan, pabrik-pabrik yang telah dibuka kembali masih bisa mengalami gangguan produksi.
Kekurangan Pasokan Obat
Industri farmasi telah menyatakan kekhawatiran bahwa Brexit tanpa kesepakatan, yang dapat menyebabkan pound Inggris merosot, pada gilirannya dapat membuat pasokan obat-obatan di Inggris jauh lebih berharga dan menguntungkan untuk dijual di luar negeri, yang menyebabkan kekurangan pasokan parah di dalam negeri.
Para produsen telah meminta pemerintah Inggris untuk memberlakukan larangan ekspor sementara pada obat-obatan vital untuk melindungi kemungkinan terjadinya hal itu.
“Kami telah memasok semua persediaan ini. Sekarang kami perlu memastikan bahwa jika pada bulan berikutnya pound akan jatuh, perantara tidak akan menjual persediaan kepada orang-orang di Uni Eropa untuk menghasilkan uang,” ujar kepala eksekutif Asosiasi Industri Farmasi Inggris Mike Thompson dalam sebuah pernyataan.
Ketidakpastian
Komisi Eropa telah mendesak negara-negara anggota Uni Eropa untuk memastikan bahwa warga negara Inggris yang tinggal di dalam batas-batas wilayah mereka dapat terus menjadi penduduk yang sah, tetapi hal ini tergantung pada masing-masing negara.
Penduduk Inggris di negara-negara Uni Eropa lain mungkin juga akan mendapati diri mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan perawatan kesehatan.
Pemerintah Inggris telah menyarankan mereka untuk mengajukan asuransi kesehatan terpisah sebelum mereka mendapatkan izin tinggal.
Perdana Menteri Inggris Theresa May telah mengatakan bahwa warga Uni Eropa di Inggris dapat tetap tinggal, meskipun Inggris meninggalkan UE tanpa kesepakatan.
May juga mengakui bahwa ia memiliki settlement proposal untuk mereka. Tetapi komite hak asasi manusia parlemen mempertanyakan apakah pemerintah Inggris telah melindungi hak-hak mereka secara layak.
Kekacauan perbatasan
Republik Irlandia, anggota Uni Eropa, ingin menghindari perbatasan fisik dengan Irlandia Utara, yang merupakan bagian dari Inggris, karena perbatasan seperti itu dapat merusak perjanjian Jumat Agung 1998 yang membantu mengakhiri kekerasan sektarian.
Tetapi Brexit tanpa kesepakatan bisa secara tiba-tiba memberlakukan pembatasan pada arus penyeberangan orang, barang, dan jasa antara Republik Irlandia dan Irlandia Utara.
Pemerintah Republik Irlandia telah mengusulkan agar orang dan jasa dapat bergerak melintasi perbatasan jika terjadi Brexit tanpa kesepakatan, tetapi tidak dengan arus barang.
Perbankan dan maskapai penerbangan tidak menghadapi kesulitan berarti
Sektor keuangan telah mempersiapkan kemungkinan terjadinya Brexit tanpa kesepakatan tak lama setelah referendum Inggris yang memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa tahun 2016.
Dengan demikian, hanya sedikit pihak yang memprediksi pengaruh pada sektor ini jika Brexit tidak ada kesepakatan.
Banyak bank telah mendirikan kantor di kota-kota Eropa seperti Frankfurt di Jerman, Paris di Prancis, dan Dublin di Irlandia, sehingga mereka dapat terus memberikan layanan yang sama dan bebas gangguan.
Komisi Eropa juga telah mengesahkan undang-undang yang akan mencegah gangguan bagi maskapai penerbangan yang terbang di wilayah tersebut. (*)