PROSUMUT –Lakshmi Mittal menjadi salah satu orang terkaya berkat komoditas baja. Menariknya, proses merintis kekayaannya bermula dari Indonesia. Tepatnya Jawa Timur.
Berdasarkan data Bloomberg, total kekayaan ayah dari dua anak ini sekitar US 11,2 miliar per 2 September 2019 atau Rp 164,62 triliun (asumsi kurs Rp 14.191 per dolar Amerika Serikat).
Dia masuk peringkat 122 orang terkaya di dunia versi Bloomberg.
Mayoritas kekayaan Mittal 38 persen berasal dari saham di ArcelorMittal, salah satu produsen baja terbesar dunia.
Sebelum berdiri sendiri, Mittal bergabung dengan bisnis baja milik ayahnya bernama ‘Nippon Denro Ispat’. Saat itu, dia bertanggung jawab atas pengembangan internasional.
Namun, dia memilih untuk berpisah dari saudara-saudaranya, dan memulai usaha sendirinya dengan nama ‘Mittal Steel’. Kemudian perusahaannya itu bergabung dengan Arcelor Prancis pada 2006.
Dia membangun Mittal Steel dengan menggabungkan kepemilikannya di Ispat International dan LNM Holdings pada 2004.
Kemudian, dia membayar dirinya dengan dividen USD 2 miliar. Setahun kemudian dia membeli International Steel Gorup milik miliarder Wilbur Ross senilai USD 4,7 miliar.
Pada 2006, Mittal Steel memenangkan pembelian Arcelor yang berbasis di Luksemburg untuk menciptakan produsen baja terbesar di dunia. Mittal telah tinggal di London sejak 1995, dan memiliki properti senilai USD 350 juta di Inggris.
Melansir Forbes, keuntungan dari kenaikan baja membuat perusahaan Mittal ini bertumbuh dua digit untuk laba bersih yakni USD 5,1 milliar pada 2018, dan pendapatan sebesar USD 76 milliar.
ArcelorMittal menyelesaikan akuisisi USD 2,1 milliar dari Ilva Grup, Italia yang merugi pada November 2018. Pada 2018 pula, tawarannya USD 5,9 milliar untuk Essar Steel, yang sebelumnya dikendalikan oleh miliarder Shashi dan Ravi Ruia, kini diterima oleh kreditor Essar.
Nama Mittal melambung saat membeli rumah termahal dalam sejarah di Kensington Mansion, London dengan harga USD 128 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun.
Merintis Usaha di Surabaya
Tak disangka, kesuksesan Lakshmi Mittal berawal di Surabaya, Sidoarjo, Indonesia. Pada 1976, dia memutuskan untuk pindah ke Indonesia dan membangun pabrik baja pertamanya, di atas sawah yang dimiliki oleh ayahnya.
Mengutip instagram @surabaya_heritage, tepatnya di Surabaya, Lakshmi merintis usaha bajanya dengan mendirikan PT Ispat Indo.
Kemudian Lakshmi memutuskan untuk pindah ke kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, dan di sini usaha bajanya berkembang pesat.
PT Ispat Indo adalah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis billet, batang kawat, dan batangan karbon rendah dan tinggi. PT Ispat Indo memiliki posisi strategis untuk perdagangan di seluruh dunia.
Perusahaan ini menjual sekitar 70 persen produknya ke pasar domestik dan sekitar 30 persen ke pasar ekspor wilayah Asia-Pasifik yang bertumbuh cepat.
Perusahaan ini adalah produsen batang kawat terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar tertinggi.
Saat krisis moneter menimpa Indonesia di akhir 90-an, usaha baja milik Mittal justru berkembang pesat. Hal ini karena bisnisnya berorientasi pada ekspor. Kekayaannya pun menjadi semakin bertambah.
Sejak saat itu, salah satu orang terkaya ini pun melakukan ekspansi ke berbagai negara dengan cara mengakuisisi perusahaan-perusahaan baja di seluruh dunia.
Keberhasilan awalnya di luar negeri membuatnya memutuskan untuk meletakkan masa depannya di luar India. (*)