Prosumut
Opini

Kisah Penguasa Darat dan Samudera

PROSUMUT – Negeri banua holing yang penuh misteri itu kini memasuki masa transisi suksesi penguasa setelah pergantian raja yang telah lengser ke prabon.

Begitulah sang raja yang telah lengser ke prabon, undur diri dari singgasana melakukan tapa brata semedhi, bermeditasi di tempat hening jauh dari keramaian istana.

Sebenarnya, para punggawa negeri banua holing telah berupaya membujuk sang raja yang telah lengser agar tetap bermukim di graha raja emeritus yang telah disediakan bagi raja yang telah lengser ke prabon di wilayah seputaran istana. Hal ini sebagai penghargaan rakyat di negeri itu, sesuai tradisi negeri banua holing.

Bujukan untuk tinggal di graha dekat istana itu ditampik oleh sang raja, karena memilih untuk mengasingkan diri di tempat hening sesuai kebiasaannya melakukan meditasi.

Itulah sebabnya para punggawa telah merenovasi hutan tempat sang raja untuk tapa brata, difasilitasi oleh kerajaan negeri banua holing agar walau tempatnya terasing namun tetap nyaman dan terbuka akses bagi kerabat dan para sahabat yang telah terbina kesetiaannya sejak lama untuk berkunjung.

Di masa kekuasaannya, raja di negeri banua holing itu telah membangun kemitraan yang saling menguntungkan dengan para saudagar yang telah mendapatkan keuntungan perdagangan sebagai dampak kedekatan mereka dengan sang raja, penguasa di masa itu.

Demikian pula sang raja, mendapatkan dukungan materi untuk pembangunan beberapa sarana negeri, termasuk sarana untuk keluarga sang raja, kemitraan yang saling menguntungkan.

Namun, walau telah mengasingkan diri dari keramaian istana setelah lengser ke prabon, sang prabu emeritus di masa masih duduk di singgasana telah mempersiapkan segala sesuatunya agar negeri itu tetap aman tentram menurut apa yang telah diikhtiarkannya, menjaga negeri dan keluarganya tetap hidup aman, makmur dan sejahtera.

Baba Aguanos, salah seorang saudagar kaya yang nenek moyangnya berasal dari negeri seberang banua holing termasuk seorang yang banyak mengambil keuntungan atas kedekatannya dengan sang raja di masa kekuasaannya, leluasa mengeksploitasi sumber daya yang ada di negeri banua holing atas mandat sang raja.

Kegiatan bisnis Baba Aguano menggurita di seluruh negeri, perdagangannya lancar di semua komoditas, termasuk jual beli yang dilakukan bak geliat naga mencaplok semua sumber daya negeri.

Sang raja berutang budi kepada saudagar Baba Aguanos, beberapa upaya pelebaran wilayah kerajaan didanai oleh sang saudagar.

Karena itu, bukan hanya pertambahan harta materi, sang saudagar Baba Aguanos pun beroleh kekuasaan agar para punggawa negeri banua holing pun tunduk padanya.

Maklum, sejak lahir Baba Agusnos termasuk makhluk ambisius yang tidak puas hanya memiliki harta cukup sekadarnya, tetapi punya obsesi ingin selalu mendapatkan sumber daya berlebih, bahkan kekuasaan.

Ingin rasanya baginya memiliki power seperti tokoh Thanos di kisah kisah komik Marvel yang bahkan pahlawan super hero pun ingin dikalahkannya, keinginan ambisius sejak lahir yang bertahan hingga kini.

Berbagai gebrakan perdagangan yang dilakukannya terkadang bertabrakan dengan norma dan peraturan perundangan di negeri banua holing.

Bukan Babe Aguanos namanya kalau tidak berhasil membungkam pesaing bisnis atau rakyat banua holing yang dirugikan meributkannya.

Kedekatannya dengan sang raja membuat rakyat berpikir seribu kali untuk berkonfrontasi dengannya.

Setiap peluang usaha yang akan mendatangkan laba besar tidak luput dari insting Baba Aguanos sebagai pedagang ulung.

Itulah sebabnya Baba Aquanos menyadari peluang mendapatkan laba besar bukan hanya dari menguasai tanah di daratan negeri banua holing, tetapi matanya yang jeli melihat peluang menguasai laut yang dapat dijadikan sebagai tempat hunian eksotik di masa depan.

Pikirannya yang kreatif untuk menguasai laut dan samudera timbul saat pertama sekali berkunjung ke negeri Singa, sebuah negara pulau kecil tetangga negeri banua holing yang maju dan makmur.

Bahkan, negeri Singa itu berhasil memperluas wilayahnya sedikit demi sedikit berkat menimbun pantai pantai di negeri itu dengan tanah uruk yang didatangkan dari negeri banua holing.

Mungkin orang orang di negeri Singa maklum dengan sifat orang orang banua holing yang dapat menjual apa saja, bukan hanya tanah dan pulau warisan nenek moyang dan ibu pertiwi mereka, bahkan harga diri demi lembaran uang yang banyak.

Jadilah beberapa pulau pulau kecil di negeri banua holing telah hilang, tanahnya dijual untuk menimbun pantai pantai di negeri Singa itu, sehingga wilayah mereka semakin luas.

Dari pengamatan di negeri Singa itulah Baba Aguanos mendapatkan ilham untuk berbisnis samudera di negeri Banua Holing pula.

Pertama, hal yang dilakukannya adalah menggunakan pengaruh dan kedekatannya dengan penguasa negeri Banua Holing agar sang raja mengeluarkan maklumat tentang tanah tanah di wilayah yang dikuasai oleh Baba Aguanos menjadi wilayah konservasi terbatas yang tidak boleh dimasuki oleh penduduk.

Maka sang raja pun mengeluarkan dekrit tentang wilayah eksklusif yang tidak boleh dimasuki dan diganggu gugat sembarang orang.

Begitulah Baba Aguanos merekayasa menimbun pantai menjadi daratan yang luas, siap dihuni oleh penghuni kaya raya.

Tentu saja Baba Aguanos dapat dengan leluasa memperluas dan membangun kota kota cantik di pinggir pantai, yang membuat rakyat jelata takjub mengeluarkan air liur.

Kareanya, semakin bertimbun timbun lah harta kekayaan sang saudagar Baba Aguanos mendapatkan fasilitas dari penguasa Banua Holing itu.

Kini, di saat pergantian raja yang harus lengser ke prabon sang raja baru pengganti, sang raja lengser memulai pemerintahannya di negeri Banua Holing dengan pidato berapi api ajakan untuk menata negeri itu agar lebih berkeadilan.

Tergerak oleh pidato berapi api sang raja baru, beberapa rakyat di negeri Banua Holing mulai terusik atas perasaan ketidakadilan yang mereka saksikan selama ini, tidak lain sepak terjang bisnis yang dilakukan oleh Baba Aguanos di depan mata mereka tanpa mereka dapat berkata apapun.

Mulailah nelayan di negeri itu bersuara tentang penderitaan mereka selama ini yang tidak dapat mencari ikan di laut untuk menghidupi keluarga mereka, akibat dibatasi oleh pagar pagar di laut yang selama ini ditanam oleh Baba Aguanos melalui para pekerjanya dan centeng centeng yang digajinya.

Baba Aguanos memang cerdik, laut dipagari untuk selanjutnya dapat ditimbun pula menjadi daratan seperti halnya ulah negara tetangga Singa itu.

Konon setelah ditimbun, daratan itu menjadi kota eksklusif yang mahal dan mendatangkan keuntungan berlipat ganda bagi sang saudagar.

Masalah baru timbul di saat pergantian penguasa, akibat janji sang raja baru dengan pidato berapi apinya yang kelihatan bagi rakyat negeri Banua Holing sebagai harapan baru untuk hidup lebih adil.

Suka atau tidak suka, sang raja baru pun mendengarkan keluh kesah rakyatnya, mengeluarkan dekrit baru pula agar pagar pagar di laut itu dibongkar saja. Sebab, menyusahkan para nelayan dan melanggar undang undang di negeri Banua Holing pula sebenarnya.

Sebagaimana lazimnya, di saat harus memenuhi dekrit baru yang berlawanan dengan perlakuan para punggawa kerajaan Banua Holing selama ini, para punggawa menjadi salah tingkah, saling cari kambing hitam dan buang badan dengan berbagai argumen, tidak lain agar tidak dipersalahkan.

Dengan dekrit baru pun, sang saudagar digdaya Baba Aguanos pun bak hilang ditelan bumi, tidak mengakui upaya paku laut dan pemagaran samudera di negeri Banua Holing sebagai perbuatannya.

Entah cara berkilah apalagi cara yang dilakukannya di masa depan agar sang saudagar Baba Aguanos tetap eksis berjaya di negeri Banua Holing yang penuh misteri. (*)

Konten Terkait

Sport Centre Fenomenal di Era Edy Rahmayadi, Ini Saran Praktisi

Editor prosumut.com

Potensi Chaos Pandemi Covid-19

admin2@prosumut

Ken Dedes

Editor prosumut.com

Menyala Timnas Indonesia

Editor prosumut.com

Upin Ipin, Hitler, Kaisar Nero

Editor prosumut.com

Songsong Indonesia Emas 2045, UINSU Persiapkan Alumni Unggul, Kompetitif dan Berkualitas

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara