Prosumut
Film Hiburan

Kesawan The Movie : Syuting Perdana ‘Dikompas’ dan Diguyur Hujan

PROSUMUT – Hari pertama syuting film A Thousand Midnights in Kesawan cukup mendapat tantangan. Selasa 10 Maret 2020, malam merupakan syuting perdana dengan lokasi di lapangan merdeka.

Beberapa kru dan pemain untuk pengambilan gambar beberapa scene terpaksa molor. Pasalnya, tak lama tim produksi setting lokasi, muncul 4 orang pemuda berusia 30-an tahun meminta sejumlah uang.

“Awalnya mereka datang nanya-nanya, ya kita jawab apa adanya. Karena siapapun yang datang bertanya, pasti kita jelasin jika tidak sedang sibuk, tapi lalu mereka minta uang,” ujar salah satu sutradara, Hendri Norman, Rabu 11 Maret 2020.

Hendri pun menjelaskan ini bukan film komersil, tapi indie, hasil kolaborasi komunitas jadi tidak punya uang. Namun penjelasan itu tidak berhasil. Pemuda- pemuda itu membuat keributan di sekitar lokasi syuting yang mengundang perhatian pengunjung lapangan merdeka yang terbilang cukup ramai.

Waktu masih sekira pukul 9 malam. Perdebatan itu kemudian terhenti akibat hujan mulai turun. Kru langsung memindahkan alat-alat ke pendopo lapangan merdeka. Syuting yang belum mulai akhirnya tertunda selama 1 jam.

“Kami coba lapor ke pos polisi di sana, tapi karena itu pos polisi Lantas, jadi kami disuruh lapor ke Polsek Medan Barat langsung,” tambah Hendri.

Lantaran jaraknya yang cukup jauh dan personil yang terbatas, tim urung melapor malam itu. Setelah berunding dengan tim, Hendri akhirnya memindahkan setting lokasi ke sekitaran Merdeka Walk, yang berada di depan.

Syukurnya, gangguan premanisme seperti di dalam lapangan merdeka tidak terjadi. Hingga akhir syuting sekira pukul 3 pagi berjalan dengan lancar.

 

Hapuskan Premanisme

Hendri sangat menyesalkan hal premanisme semacam ini ternyata masih bisa terjadi di tengah-tengah slogan Kapolda Sumut  Irjen Pol Martuani Sormin, “Tidak ada tempat bagi kejahatan di Sumatera Utara”.

Keinginan untuk membuat film yang mempromosikan pariwisata Medan ini ternyata masih diganggu premanisme jalanan. Jangankan wisatawan, warga Medan yang ingin berkarya pun masih dihalang-halangi dengan kejadian seperti itu.

“Kita itu sempat nyelutuk waktu break time, andai kita pekarya  juga didukung oleh walikota dan gubernur seperti Lyodra ya, kita bisa jadi pemenang juga nanti. Tapi mau bagaimana, surat-surat kita ke para petinggi itu gak direspon. Meski begitu, kita tetap optimis berkarya,” tukasnya. (*)

Konten Terkait

Roadshow “Bincang Kreatif 2019”, Kota Pertama: Medan

Editor prosumut.com

Gegeh Persada Akan Produksi Film Guru Patimpus dan Sejarah Kota Medan

Editor prosumut.com

21 November, Film Nagabonar Reborn Tayang di Bioskop

Editor prosumut.com

MAXstream Rilis Film ‘Mengejar Surga’, Perjuangan Seorang Anak

Editor prosumut.com

Agar Tidak Bolak-balik ke Toilet Saat Nonton ‘Avengers: End Game’

Editor prosumut.com

Setelah 3 Dekade, Serial Legendaris The Simpsons Dikabarkan Berakhir

valdesz
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara