PROSUMUT – Pemilu menyisakan pilu. Hasil belum final namun nyawa para petugas berguguran. Hingga saat ini 280an petugas sudah meninggal selama penghitungan suara di seluruh Indonesia.
Tak heran, peristiwa ini menjadi perhatian dunia. Di tengah pesta demokrasi malah jatuh korban jiwa.
Pantauan di media siber, ada beberapa media asing yang turut menyoroti peristiwa ini. Seperti BBC yang menulis judul “Indonesia Electioan: Moret than 270 election staff die counting votes”. Sedangkan Aljazirah menulis “Indonesia: More than 270 election staff died from Fatigue”. Dan Sementara itu, Sky News menulis “272 election official die of exhaustion in Indonesia.”
Sementara jumlah korban meninggal dunia yang merupakan petugas KPPS hingga Minggu 29 April 2019 kemarin sudah mencapai 287 orang.
Hal itu disebutkan Komisioner KPU Evi Novida Ginting. Selain meninggal, petugas pemilu yang sakit pun bertambah.
“Jumlah yang meninggal dan yang sakit terus bertambah. Saat ini sudah sebanyak 2.095 orang,” sebut dia.
Evi tidak menjelaskan penyebab petugas KPPS yang sakit dan meninggal dunia, namun Evi mengatakan jumlah tersebut meningkat seratus persen dibandingkan pekan lalu.
Menurut data yang disampaikan Evi, petugas penyelenggara pemilu banyak yang wafat dari wilayah pemilihan Jawa Barat (Jabar).
Di wilayah tersebut tercatat 89 petugas meninggal dunia selama penyelenggaraan pemilu serentak. Petugas yang wafat juga banyak di Jawa Timur (Jatim). Jumlahnya mencapai 39 orang. Dan Jawa Tengah (Jateng), sebanyak 31 petugas meninggal dunia.
Di Ibu Kota DKI Jakarta, KPU mencatat 10 petugas pemilu yang meninggal dunia. Angka lebih tinggi di Banten, dengan 20 petugas wafat selama bertugas. (*)