PROSUMUT – Fenomena polisi dan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal saat bertugas menjaga dalam pemungutan suara di Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2019 disebabkan kelelahan juga karena memiliki penyakit penyerta.
Seperti yang dikatakan Pengamat kesehatan dr Delyuzar Sp PA (K) ia menilai penyelenggaraan Pemilu 2019 ini tidak terlepas dari panjang dan lamanya tahapan pemilihan presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota yang diselenggarakan serentak.
“Belum lagi adanya tekanan yang diterima sehingga bisa membuat stress. Oleh karenanya, diharapkan kedepan para petugas yang bertugas dalam tahapan pemilu ini harus memperhatikan asupan gizi yang seimbang dan bagi yang memiliki penyakit lain, seperti jantung, hipertensi ini akan beresiko terjadi seperti ini. Jadi saya pikir seharusnya dipertimbangkan,” kata Delyuzar, Minggu 21 April 2019.
Lanjutnya, para petugas yang dilibatkan dalam Pemilu ini selain seharusnya dilakukan seleksi, juga diberikan asuransi kesehatan atau kecelakaan. Karena bagaimanapun proses tersebut cukup melelahkan.
“Pasti ini sangat lelah luar biasa kerja di KPPS. Jangan hanya karena famili RT/RW atau lurah lantas dipekerjakan. Karena terkadang usia petugas yang dilibatkan ini juga sudah tua. Ditambah lagi memiliki riwayat penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi jika ‘dipaksa’ bekerja maksimal dengan mengkonsumsi kopi
atau rokok akan memiliki resiko,” terangnya.
Delyuzar pun mengingatkan petugas yang memiliki penyakit penyempitan pembuluh darah, jantung koroner, agar berhati-hati dalam
mengkonsumsi keduanya (rokok ataupun kopi). “Terutama kopi itu, kan ada kafein,” pungkasnya.
Ditambahkannya, bagi para petugas, pemantau, relawan atau masyarakat yang masih melanjutkan menjaga suara Delyuzar menyarankan untuk memiliki asupan gizi yang seimbang dan mengkonsumsi vitamin. “Bagi yang memiliki penyakit, harus terkontrol makan obatnya. Kemudian jika sudah terlalu lelah harus bergantian istirahat serta mengkonsumsi vitamin, makan dan minum yang cukup,” tukasnya. (*)