Oleh: Batara L. Tobing (Kolumnis Prosumut.com)
PROSUMUT – There’s always gonna be another mountain.
I’m always gonna wanna make it move.
Always gonna be an uphill battle.
Sometimes I’m gonna have to lose.
Ain’t about how fast I get there.
Ain’t about what’s waiting on the other side
It’s the climb.
Itulah sepotong bait lyrik lagu “The Climb” yang dibawakan oleh penyanyi Milley Cyrus, yang mengibaratkan perjalanan hidup bagaikan upaya mendaki gunung yang penuh rintangan dan jatuh bangun dalam prosesnya. Bukan soal apa pemandangan apa yang menanti di balik sana, daki saja.
Mungkin itu pula yang patut dilayangkan sebagai kata kata hiburan buat para punggawa tim nasional sepakbola Indonesia yang menelan pil pahit saat mereka dipecundangi oleh timnas sepakbola Jepang dengan kekalahan telak 6-0 di Stadion Suita Prefektur Osaka Jepang, Selasa 10 Juni 2026.
Para pemain dan ofisial Timnas Indonesia tertunduk lesu seusai pertandingan yang menyedihkan itu.
Merasa malu dan bersalah kepada fans tim nasional yang tidak sampai waktu seminggu sebelumnya sempat mengelu elukan mereka, bahkan para pemain dihadiahi sebuah jam Rolex oleh Presiden Prabowo atas kemenangan timnas Indonesia mengalahkan China 1-0 di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.
Kekalahan Indonesia di skor akhir pertandingan kualifikasi Zona Asia melawan Jepang ini sebetulnya sudah dapat diprediksi, mengingat perbedaan peringkat FIFA yang cukup mencolok dimana Jepang berada pada ranking 15 dunia, sedangkan Indonesia berada pada peringkat 117. Perbedaan peringkat ini bagaikan langit dan bumi.
Namun fans timnas Indonesia tetap saja kaget atas hasil akhir pertandingan yang cukup mencolok ini. Mengingat timnas Jepang pula tidak menurunkan starting eleven terbaik mereka, coach Hajime Moriyasu memberikan kesempatan kepada para pemain lapis kedua menambah menit bermain mereka sekaligus sebagai bahan evaluasi kinerja para pemain muda Jepang.
Kesebelasan sepakbola Jepang ini memang cukup fenomenal, dimana sebelumnya di pertandingan uji coba mereka mengalahkan Jerman dan Spanyol.
Proses prestasi untuk mencapai level sebagai raja sepakbola Asia pun didapatkan dalam kurun waktu relatif cepat.
Diprediksi, tim nasional Jepang akan dapat menggapai hasil baik di Piala Dunia Amerika mendatang, dimana mereka telah berhasil mengantongi tiket putaran final melalui kualifikasi Zona Asia yang satu grup bersama timnas Indonesia.
Mungkin para generasi tua masih mengingat pertandingan sepakbola antara Indonesia melawan Jepang turnamen Piala Merdeka di Stadion Perak Ipoh Malaysia pada tanggal 11 Agustus 1968 lalu. Disaat itu, Tombasian Indonesia mengalahkan Jepang dengan skor mencolok 7 – 0. Ketika itu, kesebelasan nasional Jepang bagaikan ayam sayur bagi Timnas Indonesia.
Bahkan kemudian, di tahun 1970-an serombongan punggawa sepakbola nasional Jepang berkunjung ke Indonesia, belajar tentang cara pembinaan sepakbola Indonesia, termasuk tentang perguliran liga sepakbola.
Namun mengapa saat kini malah terbalik? Pertanyaan yang sering terbersit dalam benak para fans timnas Indonesia.
Jepang ternyata bangsa yang cepat meniru dan mengembangkan sesuatu yang mereka pelajari dengan motto ATM; Amati, Tiru dan Modifikasi.
Hal dan kebiasaan positif yang tidak ada salahnya diterapkan pula di Indonesia, sehingga prestasi yang dicapai dimasa lalu dapat dipertahankan bahkan diupayakan lebih berkembang lagi dengan pengembangan menurut metode metode sepakbola modern.
Sebetulnya, upaya pembinaan sepakbola nasional oleh PSSI lima tahun terakhir cukup menunjukkan tren positif dengan capaian timnas Indonesia menggapai putaran keempat kualifikasi piala dunia. Sebuah capaian positif yang tidak pernah dicapai oleh tim nasional sepakbola negara negara Asean sebelumnya sampai kini.
Soal kekalahan telak melawan Jepang di Stadion Suita Osaka, hal ini dapat dijadikan pelajaran mahal tentang arti sebuah disiplin dan latihan keras bagi para pemain dan para punggawa sepakbola nasional.
Kekalahan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi tentang kekurangan dan titik titik lemah yang masih dapat diperbaiki untuk selanjutnya siap bertanding di putaran keempat kualifikasi Piala Dunia Zona Asia.
Dimana Indonesia masih terbuka peluangnya untuk mendapatkan tiket putaran final Piala Dunia Amerika 2026.
Ibarat lyrik lagu Miley Cyrus tentang proses pendakian, selalu saja ada jatuh bangunnya.
Jangan menyerah dan jangan menjadi patah semangat, ayo bangkit. (*)
