PROSUMUT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpuruk sangat dalam pada perdagangan hari ini. Begitu juga nilai tukar rupiah terhadap US Dolar.
Hal itu akibat dampak dari resesi Jerman dan Amerika Serikat (AS) yang mengumumkan resesi pada akhir pekan kemarin, menjadi pemicu tekanan yang sangat besar di pasar saham.
“IHSG terpuruk 2,7 persen di level 5.006,22, sedangkan rupiah di level 14.630 per US Dolar,” ungkap pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Senin 3 Agustus 2020.
Menurut dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumut ini, kinerja pasar keuangan pada hari ini benar-benar dalam tekanan besar seiring dengan banyaknya data penting yang dirilis di pekan ini.
Sementara itu, laju tekanan inflasi nasional yang justru mengalami deflasi sebesar 0,1 persen, sehingga membuat pasar kian pesimis dengan kondisi daya beli masyarakat saat ini. Meski bertepatan dengan tahun ajaran baru dan Idul Adha, tapi justru tidak dibarengi dengan pemulihan harga konsumsi masyarakat.
“Rilis data deflasi tersebut membuat pasar memilih keluar terlebih dahulu, sampai nantinya rilis data pertumbuhan ekonomi nasional yang menjadi tolak ukur perhitungan pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga. Saat ini memang kondisinya sangat sulit bagi pasar saham atau pasar keuangan secara keseluruhan,” kata Gunawan.
Lebih lanjut dikatakan Gunawan, data domestik akan lebih banyak berpengaruh terhadap kondisi pasar keuangan di pekan ini.
Sementara data dari luar, sebenarnya masih akan sesuai dengan ekspektasi yakni akan ada banyak negara yang mengalami krisis. Hanya saja, ukuran dalam mempertimbangkan besaran kerusakan ekonmi ini yang tengah dinanti oleh pelaku pasar.
“Sejauh ini realisasi data pertumbuhan ekonomi kerap menyentuh batas paling buruk dari sekian banyak ekspektasi yang berkembang saat ini. Bahkan, ada yang merealisasikan angka lebih buruk dari batas ekspektasi yang paing buruk sebelumnya,” tandas dia. (*)
Reporter : Rayyan Tarigan
Editor : Iqbal Hrp
Foto :