Prosumut
Kesehatan

Cerita Penderita Daging Tumbuh 30 Kg, Untung Jadi Peserta BPJS Kesehatan

PROSUMUT – Andriadi Putra, penderita daging tumbuh dengan bobot sekitar 30 kilogram (kg) lebih yang tumbuh pada beberapa bagian tubuhnya, merupakan satu dari banyak orang yang merasakan manfaat menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Sebab, biaya perawatan dan operasi penyakitnya yang diperkirakan mencapai seratusan juta rupiah di Rumah Sakit Khusus (RSK) Bedah Accuplast, Medan, ditanggung badan publik yang menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan ini.

“Untung jadi peserta BPJS, kalau enggak saya tidak tahu bagaimana membayar biayanya? Sementara, kondisi ekonomi keluarga pas-pasan. Terima kasih BPJS Kesehatan, dan semua pihak yang telah banyak membantu saya,” ujar Andri panggilan akrabnya saat ditemui di rumahnya Jalan Pancing Gang Karya Bakti, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, baru-baru ini.

Andri mengatakan, ia dirawat sejak tanggal 8 Juni hingga 17 Juni 2020, dan dioperasi pada 10 Juni. Namun, operasi pengangkatan daging tumbuhnya belum dilakukan menyeluruh karena harus bertahap. Walau begitu, pemuda berusia 33 tahun ini sangat bersyukur karena kondisinya sudah jauh lebih baik.

Dijelaskannya, daging tumbuh seberat 30 kg lebih tersebut menggantung di dada, perut dan wajah sebelah kanan. Di bagian wajah, tumbuh hingga ke dagu dan menjulur sampai ke perut. Sedangkan pada bagian dada dan perut, menggantung hingga pangkal paha. Selain itu, tumbuh juga di sekujur tubuh tetapi berupa benjolan.

“Paling berat bobotnya di dada dan wajah karena sampai menggantung. Nah, yang berhasil dioperasi di dada dengan berat sekira 20 kg lebih,” terang Andri.

BACA JUGA:  Anggota PKK Dituntut Berperan Tekan Stunting

Anak kedua dari lima bersaudara ini menceritakan, penyakit yang dialaminya sejak bayi. Semula, keluarga mengira sebagai tanda lahir karena hanya benjolan kecil, seperti kutil di bagian pipi kanan, dada kanan dan perut. Namun, seiring bertambahnya usia dan pertumbuhan badan, daging tumbuh tersebut mulai membesar.

“Kelas 5 SD mulai membesar, tumbuhnya bersamaan di pipi, dada dan perut. Setelah itu, terus tumbuh dan mulai menggantung setelah tamat SMK hingga bekerja,” tuturnya.

Lantaran semakin membesar, Andri terpaksa berhenti bekerja menjadi pegawai showroom sepeda motor bekas karena mengeluhkan sakit. Soalnya, daging tumbuh tersebut kulitnya tipis sehingga bila terkena benda mudah terluka.

“Kalau sudah luka, darahnya mengucur terus sehingga membuat saya lemas dan demam. Tapi, tidak saya obati dan dibiarkan berhenti sendiri. Masalahnya, bila diberi betadin malah bernanah,” ungkapnya.

Andri mengaku, awalnya tak mau dioperasi dengan alasan kondisi ekonomi orang tua dan keluarga yang pas-pasan. Sebab, biaya selama dirawat di rumah sakit tentunya tidak sedikit.

“Saya enggak mau membebani orang tua dan keluarga, makanya diobati sendiri saja. Bapak saya sudah tak bekerja lagi, sedang mamak hanya ibu rumah tangga,” ucapnya.

Akan tetapi, Andri akhirnya mau dioperasi di RSK Bedah Accuplast setelah mendapat pengertian oleh seorang dokter (dr) bernama Wahyono yang datang ke rumahnya. Dokter itu tahu setelah viral di media sosial karena diposting oleh keluarga Andri untuk meminta bantuan.

BACA JUGA:  RS Columbia Asia Aksara Tawarkan Diskon Layanan Kesehatan Lewat Loyalty Membership

“Hari Senin pagi (8 Juni 2020) dr Wahyono datang ke rumah dan menanyakan tentang penyakit saya. Setelah itu, memberi penjelasan kepada saya, bapak dan mamak agar saya dioperasi. Apalagi, terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan,” sebutnya.

Selama dirawat di rumah sakit, lanjut Andri, pelayanan yang diberikan sebagai pasien berstatus peserta BPJS Kesehatan sangat baik. “Dokter dan perawatnya bekerja dengan penuh tanggung jawab. Bahkan, ada petugas BPJS Kesehatan yang datang untuk memastikan pelayanan yang diberikan rumah sakit,” tandasnya.

Erida Sri Andriani (51), ibu Andri menuturkan, anaknya menjadi peserta BPJS Kesehatan sejak tahun 2014, Kelas III Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).

“Untunglah ada BPJS Kesehatan, bisa diandalkan. Coba kalau tidak, enggak tahu lagi bagaimana membayar biaya operasi dan perawatan Andri,” ungkapnya.

Erida mengaku, awalnya khawatir terkendala biaya. Sebab, suaminya, Ismed (58), sudah tak bekerja. Namun, ternyata tak dibebankan biaya. “Selama di rumah sakit hanya mengeluarkan biaya untuk kebutuhan makan dan ongkos sehari-hari. Biaya perawatan Andri sudah ditanggung BPJS Kesehatan,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSK Bedah Accuplast, dr Retno Sari Dewi mengatakan, biaya operasi dan perawatan pasien sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Namun demikian, tidak dijelaskan secara rinci berapa besaran biayanya.

BACA JUGA:  RS Columbia Asia Aksara Tawarkan Diskon Layanan Kesehatan Lewat Loyalty Membership

“Sudah ditanggung biaya karena pasien merupakan peserta BPJS Kesehatan,” kata Retno saat dihubungi via seluler.

Menurutnya, operasi pengangkatan daging tumbuh Andri tidak hanya sekali. Selanjutnya, akan dilakukan operasi kembali sekitar 3 sampai 6 bulan ke depan.

“Operasi pertama mengangkat daging tumbuh di dada dan perutnya dengan bobot sekitar 20 kg lebih dan berhasil diangkat. Saat ini, pasien sudah pulang terhitung 17 Juni tetapi tetap wajib kontrol. Kemudian, akan dilakukan operasi tahap kedua untuk mengangkat daging tumbuh pada bagian pipi sebelah kanan seberat 10 kg lebih,” tandasnya.

Terpisah, Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Sumut-Aceh, Mariamah mengatakan, seluruh peserta sepanjang pelayanannya sesuai indikasi medis dan juga kelas rawatan hak pasien, maka tidak akan ada biaya apapun yang dibebankan.

“Biaya perawatan pasien (Andri) sudah ditanggung (BPJS Kesehatan), sesuai dengan program JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat),” kata Mariamah ketika ditemui.

Ia mengharapkan, kepada Andri untuk rutin kontrol demi kondisi kesehatannya. Terlebih, akan dioperasi kembali. “Pasien ini nantinya akan diusulkan bukan lagi peserta mandiri, melainkan peserta segmen PB-Pemda (Penerima Bantuan-Pemerintah Daerah). sehingga iurannya ditanggung Pemerintah Provinsi Sumatera Utara,” imbuhnya. (*)

 

Reporter : Nastasia
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            :Istimewa

Konten Terkait

BPJS Kesehatan Terancam Tekor Rp 28 T, ini Penyebab Utamanya!

valdesz

BPJS Kesehatan Pastikan Peserta Bisa Terlayani di FKTP Meski Libur Lebaran

Editor prosumut.com

Gubernur Sumut Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Kedua

Editor Prosumut.com