PROSUMUT – Klub sepakbola Fusion FC asal Desa Kolam Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deliserang membuka sekolah sepakbola (SSB) usia dini, bekerjasama dengan Poms FC.
Latihan perdana digelar Rabu 10 Maret 2021 di Lapangan Sepakbola Desa Kolam, oleh pelatih SSB Jholy Sampetua dan Syahru.
Puluhan anak-anak usia sekolah dasar (SD) antusias mengikuti pelatihan tersebut.
Pelatih SSB Fusion FC Jholy menyebutkan bahwa upaya membuka SSB ini sebagai bentuk kepedulian para orangtua untuk menciptakan para pemain sepakbola sejak usia dini.
“Untuk kemajuan sepakbola Desa Kolam dan juga memunculkan bibit baru pesepakbola, hingga menjadi pemain profesional. Mencapai generasi emas pesepakbola, itu harapan kita ke depan,” ujar Jholy.
Harapan itu sejalan dengan hobi para pemain Fusion FC yang sering menggelar pertandingan persahabatan dengan klub sepakbola lainnya di Deliserdang dan Kota Medan.
Ketua Umum SSB Fusion FC Syahrial Kayo menyebutkan, pembukaan SSB tersebut agar anak-anak usia SD memiliki tempat penyaluran bakat olahraga.
Apalagi di desa ini, sepakbola masih menjadi idola bagi masyarakat.
“Karena antusiasnya anak-anak muda di desa ini terhadap sepakbola, maka kita bersama Poms FC bersepakat kerjasama untuk membuka SSB. Dan ini tidak sekedar untuk latihan semata, tetapi targetnya bagaimana bisa muncul pemain-pemain profesional dari Desa Kolam,” sebut Syahrial.
Sementara Pengurus SSB Fusion FC, Destra Darmawan Nasution menjelaskan bahwa untuk sekolah sepakbola ini, setiap anak dipungut biaya per pekan sebesar Rp5 ribu.
“Biaya per pekan itu untuk jadwal latihan tiga kali. Jadi biayanya tidak terlalu kita bebankan kepada anak-anak atau orangtuanya,” sebut Destra.
Selain itu, untuk biaya pendaftaran pun hanya dipungut Rp100 ribu, sudah termasuk pakaian seragam dan tas.
Sehingga orangtua tidak perlu khawatir dengan biaya besar agar bisa memasukkan anaknya ke SSB.
“Jadi Fusion FC ini juga bukan sekedar klub sepakbola hobi dan silaturahim. Tetapi bagaimana kita bisa berbuat dan bermanfaat bagi masyarakat, yang sejatinya anak-anak kita juga di Kampung Kolam (Desa Kolam),” jelas Destra.
Ia juga meyakini, bakat sepakbola yang mungkin dimiliki orangtua bisa diteruskan kepada anak-anak. Meskipun masih dalam masa pandemi Covid-19, latihan terus digelar dengan tetap menjaga agar tidak terjadi kerumunan massa penonton.
“Ya sementara ini masih latihan saja sebelum ada izin pelaksanaan pertandingan atau turnamen dari pemerintah. Karena walaupun pandemi Covid-19, upaya memajukan sepakbola usia dini tetap harus kita jalankan, untuk masa depan anak-anak kita, masa depan persepakbolaan Indonesia,” pungkasnya. (*)
Foto :