PROSUMUT – Ratu Tenis Meja Indonesia Ling Ling Agustin Oly memuji bakat yang dimiliki atlet-atlet tenis meja di Sumut. Menurutnya, Sumut akan kembali mampu berkiprah pada olahraga tenis meja nasional jika bakat-bakat muda yang ada terus diasah lewat pembinaan dan turnamen yang berkesinambungan.
“Sumut memiliki potensi bibit-bibit atlet yang berbakat dan bagus sekali sebenarnya. Buktinya, dulu ada Yopie Warsono yang sama-sama saya pernah di Pelatnas. Dia (Yopie Warsono) juga salah satu wakil di SEA Games tahun 1995 yang masih mendapat medali emas terakhir di tahun itu. Saat ini, dia menjadi pembina dan saya pikir tidak ada salahnya pulang lagi untuk menyalurkan ilmunya kepada generasi penerusnya di Sumut,” ungkap Ling Ling pada penutupan Turnamen Tenis Meja Piala dr Sofyan Tan yang digelar di Lapangan Metal Tanjung Mulia, Medan, Minggu 8 Maret 2020.
Menurut peraih 7 medali emas SEA Games ini, adanya turnamen yang digelar tentunya sangat baik untuk memacu motivasi para atlet.
“Kompetisi seperti ini bisa membantu mereka untuk membangkitkan semangatnya,” ujar atlet yang pernah ikut Olimpiade di Barcelona, Spanyol.
Kata Ling Ling, kompetisi ini juga menjadi ajang bagi mereka bahwasanya ada yang memperhatikan. Artinya, latihan yang dilakukan selama ini tidak sia-sia.
“Mereka sangat luar biasa, bakat-bakatnya sudah terlihat. Semoga atlet tenis meja Sumut bisa meraih medali emas pada ajang PON 2024 mendatang,” pungkasnya.
Sementara, Anggota DPR RI Komisi X dr Sofyan Tan mengatakan, turnamen yang diikuti 321 peserta ini bertujuan untuk memotivasi semangat atlet tenis meja ditengah kisruh kepengurusan.
“Kita berharap semangat atlet tenis meja dalam mengikuti turnamen di Medan ini bisa menyadarkan kisruh kepengurusan organisasi di tingkat nasional. Artinya, bisa bersatu kembali demi kemajuan dan perkembangan tenis meja yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Karena itu, politisi PDI Perjuangan ini mendesak kepada para pengurus tenis meja yang berkonflik untuk mengakhiri polemik yang terjadi. Sebab, dampak dari dualisme kepengurusan tersebut berimbas kepada atlet tenis meja yang absen pada SEA Games 2019 lalu.
“Dari pembicaraan yang sudah dilakukan dengan perwakilan Kemenpora yang hadir pada turnamen di Medan, ditawarkan kenapa tidak menggelar turnamen tingkat nasional saja. Namun, dengan catatan tidak ada daerah yang terjadi dualisme atau kisruh kepengurusan organisasi. Apabila daerah yang terjadi dualisme tersebut tidak diundang untuk ikut turnamen,” ujarnya.
Lebih lanjut Sofyan Tan mengatakan, melihat peserta yang mengikuti turnamen tersebut ternyata tidak hanya terkonsentrasi di Medan saja. Hal ini berarti bibit-bibit atlet sudah menyebar ke kabupaten/kota lain di Sumut, bahkan provinsi lainnya juga ikut ambil bagian yaitu Aceh dan Surabaya.
“Ini tentunya merupakan bentuk animo atau antusiasme yang cukup tinggi dari masyarakat terhadap tenis meja,” ucapnya.
Ia menuturkan, perwakilan dari Kemenpora yang hadir dan juga KONI Pusat pada turnamen tersebut ternyata bukan sekedar melihat pertandingan dan kemudian selesai begitu saja. Melainkan, harus ada tindak lanjut seperti coaching klinik terhadap pelatih, atlet, dan sebagainya.
“Oleh karenanya, akan kita masukan ke dalam agenda Kemenpora untuk setiap tahunnya bisa menggelar kompetisi tenis meja di Sumut. Bahkan, turnamen yang nantinya digelar tidak hanya skala regional saja tetapi bisa mencakup nasional. Karena, dari turnamen yang dilakukan pertama kali ini ada peserta dari 2 provinsi yang ikut yaitu Aceh dan Surabaya. Hal ini menunjukkan antusiasme yang tinggi,” tuturnya.
Disinggung rencana turnamen skala nasional nantinya, Sofyan Tan menyatakan, hal itu harus melihat kesiapan terlebih dahulu. Untuk itu, akan berkoordinasi lebih lanjut dengan berbagai pihak terkait.
“Namun yang pasti, bukan hanya tenis meja saja karena ada usulan untuk turnamen badminton lantaran animo masyarakat Sumut cukup besar. Selain itu, kita juga akan melihat potensi-potensi cabang olahraga yang bisa meraih medali emas dalam ajang nasional maupun internasional tetapi belum dimaksimalkan,” sebut dia.
Sofyan Tan menambahkan, tenis meja harus menjadi target Sumut untuk meraih medali emas dalam PON 2024 mendatang.
“Ratu Tenis Meja Indonesia Ling Ling Agustin Oly sendiri sudah mengakui Sumut memiliki potensi bibit atlet yang berbakat,” imbuhnya.
Kepala Sub Bidang Pengembangan Olahraga Prestasi Daerah Kemenpora, Yuslan menyambut baik dan siap mendukung usulan dr Sofyan Tan untuk menggelar turnamen dengan skala lebih besar dengan melibatkan atlet dari berbagai provinsi.
“Tentunya dengan memperhatikan, status kepengurusan cabang olahraganya, apakah dualisme atau tidak,” kata Yuslan.
Hadir dalam penutupan turnamen, Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut Rudi Rinaldi, Sekretaris Pengprov PTMSI Sumut Ishak Zuharsa, Ketua Bidang Kesejahteraan Pelaku Olahraga KONI Sumut, Dahliana, dan juga rektor STOK Bina Guna. (*)
Daftar Pemenang:
Pemenang Kategori Pelajar Putra yaitu Juara 1 : Syahrul Fadli (Batubara), Juara 2 : M Hafiz (Batubara), Juara 3 Bersama : Fahri (Tebing Tinggi) dan Bima Syahputra (Asahan).
Sedangkan Pelajar Putri, Juara 1 : Carla M Himawan (Sahabat Medan), Juara 2 : Annisa Syahfitri (Angsapura Medan), Juara 3 Bersama : Naomi Tannisha Samosir (Pematang Siantar) dan Rasya Aulia (Labuhan Batu).
Kemudian, Kategori Divisi 5/6 yakni Juara 1 : Affan Fadillah (Asahan), Juara 2 : Adi WN (Wonogiri), Juara 3 Bersama : Kiki (Global Medan) dan Hendra (Labuhan Batu).
Terakhir, Kategori U-100 adalah Juara 1 : Cecep/Rusmadi, Juara 2 : Iskandar/Gunawan, Juara 3 Bersama : Toni Gunawan/Atan dan Helmi/Rimbun.