PROSUMUT – Sulit mengharapkan jumlah wisawatan domestik dan internasional ke kawasan Danau Toba akan meningkat jika harga tiket pesawat dari Jakarta ke Bandara Silangit masih mencekik leher.
Perbedaan mencolok terlihat jika dibandingkan dengan harga tiket ke Denpasar Bali, padahal kedua destinasi ini masih ada kisaran tempuh dua jam dari Jakarta.
“Kita bisa memaklumi adanya penyesuaian harga tiket baru-baru ini. Itu saja sudah menjadi pukulan telak bagi pariwisata Danau Toba. Data Angksa Pura menunjukkan penurunan jumlah penumpang ke Silangit. Yang menjadi pertanyaan kita, mengapa harga tiket ke Bali bisa jauh lebih murah? Bukankah keduanya sama-sama menjadi primadona pariwisata kita?” ujar pemerhati Danau Toba yang juga Bupati Tapanuli Utara 1999-2004, Dr RE Nainggolan, MM kepada wartawan, Sabtu 16 November 2019 di Medan.
RE langsung membuktikan dengan membuka aplikasi pemesanan tiket online.
Terlihat memang tiket Jakarta ke Denpasar untuk Minggu 17 November 2019 masih ada di harga Rp842 ribu.
Untuk hari yang sama, penerbangan Jakarta ke Silangit sudah pada angka Rp1,8 juta.
“Ini kan disparitas yang luar biasa? Bisa kita bayangkan, jika lima orang dalam satu keluarga misalnya bepergian ke Bali mereka hanya menghabiskan sekitar Rp8 juta untuk tiket PP, dan harus merogoh kocek sampai Rp18 juta kalau ingin ke Danau Toba. Pulang pergi sdh Rp 36 juta hanya utk tiket dan dana itu hra dipersiapkan,karena harus kembali dari toba.Untuk tiket pesawat saja,” ujarnya.
Mantan sekdaprovsu ini mengingatkan, biaya perjalanan adalah pertimbangan utama bagi orang saat memilih destinasi wisata.
“Kita bicara secara umum, ya. Kalau mereka yang kaya raya tentu bukan persoalan, dan mereka mungkin punya pesawat sendiri. Akan tetapi bagi kelas menengah kebawah yang menjadi pengunjung utama Danau Toba, itu pertimbangan utama. Seberapa ingin pun mereka melihat Danau Toba, melihat kalkulasi di atas, tentu mereka akan lebih memilih ke Bali,” katanya.
Oleh karena itu, RE merasa harus ada solusi dan campur tangan pemerintah terhadap persoalan ini.
Jangan jadi sia-sia kerja keras untuk membenahi Bandara Silangit.
Di satu sisi bandara terus mengalami perkembangan, infrastruktur di sana terus dibangun untuk meningkatkan kualitas pelayanan, runway-nya makin panjang, apron makin lebar. Namun, kalau pengunjung tidak datang, buat apa?” tanyanya retoris.
Harga tiket pesawat penerbangan domestik yang masih mahal membuat kunjungan wisatawan ke Danau Toba turun drastis melebihi 10 persen.
Padahal Danau Toba masuk dalam super prioritas lokasi wisata yang harus dikembangkan oleh pemerintah Indonesia.
Penurunan terhitung sejak Januari hingga bulan ini dibanding periode yang sama tahun sebelumnya diperkirakan karena harga tiket.
Selain itu pesawat yang mendarat di Silangit juga sudah semakin berkurang baik dari Medan maupun Jakarta.
Kalau pemerintah tidak campur tangan seperti gebrakan Pak Jokowi dua tahun lalu,saya khawatir tdk lagi ada pesawat yg mendarat di Silangit.
“Menteri Perhubungan dan MenParkeraf RI Harus dan harus segera melakukan sesuatu tindakan nyata, agar harga tiket bisa kembali mendekati normal, sehingga pariwisata kita terus meningkat. Saya yakin pemerintah dan pihak maskapai bisa menemukan formula untuk menyelamatkan kemudian meningkatkan pariwisata Danau Toba, demi kebaikan bagi semua, dan terutama peningkatan taraf perekonomian warga di kawasan,” katanya. (*)