PROSUMUT – Sebuah hubungan cinta harus dijaga oleh kedua pihak. Jika ada salahsatu yang kekanakan maka hubungan itu bisa berantakan.
Seringkali orang sulit menghilangkan kebiasaannya yang kekanakan kepada pasangannya. Tak jarang si pasangan pun gerah dan mengakhiri hubungan itu.
Ada beberapa sikap kekanakan yang gak asyik dibawa dalam sebuah hubungan. Mungkin diantaranya pernah kamu lakukan.
1. Hobi Umbar Aib di Medsos
Ketika kamu speak up di media sosial tentang masalahmu, yakinlah kamu sedang mempermalukan pasangan dan dirimu sendiri. Akibatnya, hubungan kalian juga akan runyam.
Masalah sebaiknya diselesaikan dan hanya kalian berdua yang tahu, tak perlu dikabarkan ke seluruh jagad raya hanya karena kamu berharap perhatian dari dia.
2. Ogah Minta Maaf
Terkadang, ada pasangan yang mengerti meski kekasihnya tak minta maaf usai melakukan kesalahan. Tapi sebagian ada yang menuntutnya.
Baiknya, jika kamu melakukan kesalahan, berperilakulah secara gentle, minta maaf dan berjanji tidak mengulanginya lagi.
Bukan malah gengsi dan mencari pembelaan sana-sini. Itu sangat kekanakan.
3. Marah-Marah Online
Meski hidup di era digital, marah-marah online tetap tidak baik loh. Sebaiknya hindari bertengkar atau berdebat via pesan teks ataupun telepon.
Kalaupun ada masalah, sebaiknya dibicarakan dengan tatap muka agar bisa segera diselesaikan dengan baik.
4. Melanggar Janji
Kalau setiap kali ada janji dibatalkan atau dilanggar tanpa sebab yang jelas, saatnya untuk segera memperbaiki kualitas hubungan sebelum terlambat.
Janji yang terus dilanggar dan tanpa ada permintaan maaf atau usaha untuk memperbaiki keadaan hanya akan membuat hubungan jadi membuat kita tak nyaman lagi.
Sebuah janji bisa melambangkan kepercayaan dan komitmen kita. Jadi kalau sering tidak dipenuhi karena sebab yang tak pasti, sama saja dengan menghancurkan kepercayaan dan komitmen yang ada.
Itulah sederet sifat kekanakan yang membuat hubungan runyam. Jika kamu pernah mengalaminya, cepat-cepat perbaiki sebelum terlambat kalau kamu ingin hubunganmu kembali harmonis. (*)