PROSUMUT – Kebebasan berekspresi belakangan ini mulai kebablasan. Terlebih saat ini ada sosial media yang bisa menjadi tempat mengekspresikan diri.
Terbukti kini banyak muncul Youtuber ataupun selebgram yang menarik perhatian publik dengan tingkahnya masing-masing.
Sayangnya, tak hanya konten bermanfaat, hal yang tidak berfaedah dan menjurus kepada hal-hal tidak baik juga bukan sedikit bertebaran di internet.
Untuk itu, orangtua harus jeli dan paham terhadap aktivitas internet anak. Jangan sampai mereka mencontoh yang tidak baik dan mengidolakan youtuber sampah di luar sana.
Salah seorang presenter, Novita Angie melalui Instagramnya juga sempat curhat anaknya pernah menonton video dari youtuber yang hamil di luar nikah.
Novita mengaku jika dirinya terus kepikiran soal tontonan Youtube yang sekarang digemari plus Youtubers yang sekarang jadi idola anak-anak.
Karena seorang idola akan tetap memberikan influence kepada mereka yang mengidolakannya.
“Kepikiran banget disaat yang diidolakan sama anak-anak jaman sekarang perilakunya sembarangan dan memberikan contoh yang gak baik buat followers-nya,” imbuh Novita Angie.
Begitupun, ia tak mau serta merta melarang dan menutup akses anak-anaknya yang beranjak remaja kepada internet.
Menurutnya yang paling penting adalah tak melarang dengan banyak catatan.
Dengan cara ini, kata dia, anak diharapkan bisa memiliki filter tersendiri.
“Supaya mereka bisa membedakan mana yang baik dan tidak menjadikan yang buruk sebagai contoh dan panutan buat mereka,” ujar Novita.
Ia juga mengatakan anak-anak tidak bisa dikekang. Justru mereka akan menjadi sangat frontal karena terlalu dikekang orangtuanya.
Memiliki anak yang sudah berusia remaja tentunya tak bisa seenaknya mengekang.
“Karena gak mungkin juga kan kita terus-terusan memantau dan membatasi pergaulan mereka apalagi yang anak-anaknya udah abege kayak my 2Js (sebutan untuk anak laki-laki Novita- Red). Nanti mereka jadi kuper dan gak berkembang dong,” paparnya.
Ia pun mengatakan fondasi utama adalah ilmu agama dan tata krama yang diajarkan di rumah.
“Sama satu lagi (dan yang paling penting), membekali mereka dengan adat istiadat sebagai orang timur. Karena biar bagaimanapun juga tetap ada norma yang gak bisa diterobos sebagai orang timur dan mengajarkan pendidikan agama dengan baik,” pungkasnya. (*)