Prosumut
Kesehatan

Tiga Kabupaten di Sumut Endemis Sedang Malaria

PROSUMUT – Tiga kabupaten di Sumatera Utara (Sumut) masih dalam kategori endemis sedang malaria.

Kadis Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis menyebutkan, ketiga kabupaten tersebut yakni Asahan, Batubara, dan Labuhan Batu Utara (Labura).

“Endemis sedang (API 1-5 per 1.000 penduduk) yaitu Asahan, Batubara dan Labura,” sebut Ismail baru-baru ini.

API singkatan dari Annual Parasite Incidence. API 1-5 per 1.000 penduduk artinya, angka kesakitan per 1.000 penduduk berisiko dalam 1-5 tahun.

Ismail mengaku, upaya yang dilakukan Dinkes Sumut dalam penanganan malaria ini yaitu penguatan surveilans yang baik. Antara lain, pelaporan sismal, SDM terlatih dan dukungan sarana prasarana, penyelidikan epidemiologi 1 2 5, pemberian kelambu berinsektisida, advokasi stakeholder dan lintas sektor terkait.

Kemudian, re-sosialisasi dan re-edukasi kepada masyarakat tentang promotif serta preventif terkait penyakit malaria, penyemprotan dinding rumah, membuat Surat Edaran ke 33 kabupaten/kota se-Sumut untuk mendukung percepatan eliminasi malaria.

“Selain itu, membentuk Pokja Malaria Provinsi Sumut dan melaksanakan pelatihan petugas analis laboratorium dalam rangka peningkatan kapasitas petugas,” ujarnya.

Namun demikian, Ismail menyatakan, terdapat 21 kabupaten/kota sudah menerima sertifikat eliminasi malaria dari Kemenkes RI. Di antaranya, Medan, Binjai, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Padang Sidimpuan, Tanjung Balai, Sibolga, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Simalungun, Samosir, Toba, Humbahas, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Paluta dan Labusel.

Sedangkan 9 kabupaten/kota lagi endemis rendah malaria, yakni Labuhan Batu, Langkat, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, dan Gunung Sitoli. “Endemis rendah (API < 1 per 1.000 penduduk dalam satu tahun),” jelasnya.

Terkait kabar kosongnya obat malaria, Ismail mengakui. Kata dia, kosongnya obat disebabkan dropping dari pusat yang tidak ada. Akan tetapi, tidak dijelaskan sejak kapan kosong obat malaria tersebut.

“Kosong bukan hanya dialami Sumut, tetapi juga untuk provinsi lain se-Indonesia karena difokuskan dikirim Kemenkes RI ke wilayah endemis tinggi, seperti Papua, Papua Barat dan NTT,” ungkapnya.

Karena itu, antisipasi yang dilakukan Dinkes Sumut adalah pemberian Kina sebagai pilihan kedua atau lini kedua dengan dosis yang sudah ditetapkan Kemenkes RI. (*)


Editor : Muhammad Idris

BACA JUGA:  Anggota PKK Dituntut Berperan Tekan Stunting

Konten Terkait

Masih Banyak Warga Sumut BAB Sembarangan

Editor prosumut.com

Dalam Sepekan, 16 Warga Sergai Sembuh dari Covid-19

Editor Prosumut.com

Alhamdulillah, RSU Muhammadiyah Sumut Terakreditasi Bintang Lima

Editor prosumut.com