PROSUMUT – Terkait temuan beras milik Bulog yang mulai berbau, Gubernur Sumatera Utara (Gubernur Sumut) mengamu tidak ingin rakyat sakit dan kecewa.
Namun diungkapkan orang nomor satu di Sumut ini, tidak bisa semena-mena menghardik atau memutuskan. Sebab temuan ini harus sesuai dengan hasil laboratorium.
“Karena ini harus ilmiah, jadi kita ambil dulu sampel beras ini nanti kita bawa ke laboratorium. Menurut pengakuan pihak Bulog beras ini sejak tahun 2018. Ada sekitar 53.000 ton beras di beberapa gudang Bulog. Kalau untuk kebutuhan Hari Natal dan Tahun Baru 2020 hanya sekitar 21.000 ton,” jelas Edy saat meninjau Gudang Bulog di Jalan Mustafa Medan bersama Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono, Rabu 4 Desember 2019.
Pimpinan Wilayah Bulog Sumut, Arwakhudin Widiarso mengatakan, beras di Sumut belum ada menemukan beras yang harus dimusnahkan. Sebab secara visual beras tersebut masih cukup bagus karena saat dibeli kondisi berasnya bagus.
“Jadi ini hanya persoalan umur simpan. Beras ini berasal dari Thailand dan India masuk akhir 2018, sedangkan beras premium kita beras baru semua, yakni yang kemasan 5 kg baru sekitar 2 sampai 3 bulan masa simpannya. Yang mulai berbau, tidak semuanya ya, itu sebagian saja beras yang masuk akhir 2018,” ungkapnya yang baru dua minggu memimpin Bulog Sumut.
Lanjutnya, dengan kejadian ini biasanya akan dilakukan uji laboratorium terhadap sampel beras tersebut.
“Ada sekitar 20 ribuan kg beras yang kita peroleh dari Thailand dan India. Jadi hanya sebagian saja yang berbau tadikan sudah di lihat pak Gubernur Sumut juga tidak semuanya yang berbau hanya sebagian saja,” terangnya. (*)