PROSUMUT – Wakil Wali Kota Medan Ir Akhyar Nasution, berharap kepada seluruh sekolah untuk menanamkan karakter peduli lingkungan dan kebersihan kepada para siswanya. Sehingga bertanggungjawab penuh terhadap sampah yang mereka hasilkan.
Apabila seluruh siswa mampu mewujudkannya, keinginan menjadikan Kota Medan bersih sampah dapat terwujud. Sebab, jumlah siswa yang ada di ibukota Provinsi Sumatera Utara sekitar 20% dari total jumlah penduduk Kota Medan.
Harapan ini disampaikan langsung Wakil Wali Kota ketika memimpin rapat bersama seluruh kepala sekolah (kepsek) SD negeri maupun swasta di Kota Medan. Rapat digelar di Balai Kota Medan, Selasa 16 Juli 2019.
Menurut Wakil Wali Kota, kebersihan harus menjadi kultur bagi warga Kota Medan. Salah satu upaya mewujudkannya dengan menanamkan karakter peduli kebersihan dan lingkungan sejak dini kepada anak-anak usia sekolah baik PAUD, SD hingga SMP karena masih wewenang Pemko Medan menanganinya.
Sedangkan siswa SMA kini menjadi wewenang Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
“Mari kita latih anak didik kita untuk bertanggungjawab terhadap sampah yang dia hasilkan. Karakter inilah yang mau kita tanamkan kepada seluruh siswa,” kata wakil wali kota.
“Apabila seluruh siswa telah memiliki karakter peduli lingkungan dan sampah, tentunya akan mengurangi jumlah sampah. Dengan demikian upaya menjadikan Medan bersih sampah, insya Allah dapat terwujud,” sambungnya.
Saat ini, papar Akhyar, jumlah siswa SMP di Kota Medan sekitar 120.000 orang. Sedangkan siswa SD mencapai 250.000 orang.
Itu masih di luar Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) serta PAUD. Jika dijumlahkan keseluruhannya bisa mencapai 500.000 orang yang berarti 20% dari total jumlah penduduk Kota Medan.
“Sederhana saja jika 500.000 siswa ini bisa mewadahi sendiri sampahnya sehingga tidak buang sampah sembarangan, tentunya mampu mengurangi volume sampah. Di samping itu, juga dapat mengurangi sampah berceceran di jalanan,” ungkap Akhyar.
“Untuk itulah melalui pertemuan pagi ini, saya berharap kepada seluruh bapak dan ibu kepala sekolah agar dapat melatih maupun mendidik siswanya masing-masing agar bertanggungjawab dengan sampah yang mereka hasilkan, baik di sekolah maupun lingkungan tempat tinggal,” ungkapnya.
Selain itu, kata Akhyar, kepsek juga harus mengingatkan kepada seluruh pedagang yang berjualan di sekitar sekolah agar menyediakan wadah untuk tempat sampah.
Dengan demikian, tidak ada sampah jajanan yang berserakan di jalan maupun sekitar lingkungan sekolah.
“Agar penananam karakter peduli lingkungan dan kebersihan sukses, kita berharap seluruh OPD terkait, seperti Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Dinas Pendidikan untuk bersinergi melakukan sosialisasi dan membuat kegiatan yang output dihasilkan dapat menanamkan karakter peduli lingkungan dan kebersihan kepada para siswa,” jelas wakil wali kota.
Di samping itu, camat dan lurah secara bergantian menjadi pimpinan upacara di sekolah yang berada di wilayah kerjanya.
“Dalam apel itu tanamkan akan pentingnya kepedulian menjaga kebersihan,” pesannya.
Mantan anggota DPRD Medan itu menekankan, mengatasi persoalan sampah merupakan pekerjaan yang sifatnya long live atau sepanjang hidup.
“Oleh karenanya sangat dibutuhkan upaya penanaman karakter peduli kebersihan mulai sejak dini. Sehingga dimana pun berada dan kapan pun waktunya senantiasa selalu menjaga kebersihan karena telah menjadi kultur,” kata Akhyar.
Sementara itu, Kadis Kebersihan dan Pertamanan HM Husni sangat mendukung upaya penanaman karakter peduli lingkungan dan kebersihan kepada para siswa.
“Sebab, kebersihan dapat terwujud setelah peradaban terbangun dengan baik,” tuturnya.
Dikatakannya, membangun peradaban dimulai dari edukasi. Salahsatunya dengan menanamkan karakter peduli lingkungan dan kebersihan kepada siswa mulai sejak dini.
“Kita harus menjadikan kebersihan sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari guna mendukung gerakan Indonesia bersih. Mewujudkan budaya bersih harus dimulai dari lingkungan sekolah, sebab pendidikan merupakan laboratorium terbaik di dunia,” sebut Husni.
“Apabila lingkungan pendidikan sudah bergerak mendukung kebersihan, Insya Allah lingkungan sosial akan mengikutinya,” sambung mantan Kadis Pendapatan Kota Medan.
Ditambahkannya, mewujudkan Medan bersih sampah juga membutuhkan kerjasama dan saling mengutakan dari semua pihak, baik pemerintah, stakeholder, pemangku kepentingan, sekolah serta seluruh lapisan masyarakat.
Pertemuan wakil wali kota dengan seluruh kepsek berlangsung riuh. Sebab, masing-masing kepsek diberikan kesempatan untuk menyampaikan masukan terkait dengan upaya penanaman karakter peduli lingkungan dan kebersihan kepada para siswa.
Kepsek yang mengajukan usulan pun tampak antusias dan penuh semangat menyampaikan gagasan, termasuk upaya peningkatan kebersihan yang telah dilakukan di lingkungan sekolah mereka.(*)