Prosumut
Berita

Makna Idul Adha 1442 H, Djarot: Momentum Mendekat ke Kaum Mustadh’Afin

PROSUMUT – Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara H. Djaropt Saiful Hidayat mengajak Masyarakat untuk lebih memaknai Hari Raya Idul Adha1442H lebih mendalam lagi ditengah situasi Pandemi yang belum berakhir,

Hal itu diungkap H. Djarot dalam keterangan tertulisnya dalam rangka peringatan Idul Adha 1442 H yang jatuh pada Selasa 20 Juli 2021.

“Momen Idul Adha tidak lepas dari pengorbanan seorang Ayah yaitu Nabi Ibrahim AS yang harus mengorbankan anak tersayangnya yaitu Nabi Ismail AS demi menjalankanperintah Allah dan dan yang tak kalah penting adalah kerelaan dari seorang Istri Sekaligus Ibu yaitu Siti Hajar,” ujar Djarot.

Doa mnegingatkan agar mencontoh Keluarga Nabi Ibrahim AS, dimana Ayah, Istri dan Anak kompak dan solid dalam menjalankan perintah Allah SWT demi kepentingan yang lebih besar lagi, dan kepatuhan tersebut dilakukan dengan komitmen tinggi tanpa bantahan sedikitpun,

“Di masa Pandemi, kita juga dituntut untuk berkorban untuk mematuhi Protokol Kesehatan agar tidak menjadi bencana, dan Madrasah Keluarga Nabi Ibrahim bisa kita jadikan teladan, bagaimana sebuah keluarga patuh terhadap perintah Allah dan menjaga masyarakat agar tidak terpapar Covid merupakan Perintah Allah SWT,” papar Djarot.

Hari Raya Idul Adha yang merupakan hari Raya Kaum Mustad’afin yang dalam dimensi pemikiran Bung Karno adalah Kaum Marhaen, merupakan momen yang seharusnya dijalani dengan kegembiraan,

“Situasi pandemi membuat kita semua harus bisa dan Ikhlas untuk tidak merayakan secara berlebihan, untuk mencegah penyebaran Pandemi Covid19 dan bagi Kaum Mustadh’afin inilah pengorbanan yang harus dijalankan dalam masa Pandemi ini,” katanya.

Djarot yakin ada hikmah disetiap cobaan yang diberikan Allah SWT, termasuk pandemi yang belum berakhir ini, Hikmah terbesarnya adalah agar kita lebih fokus kepada sanak saudara kita yang hidup kesulitan, pada Tanggal 23 Oktober 1946, Bung Karno menuliskan sebuah petuah yang begitu mendalam yakni berbunyi:

“Orang tidak dapat mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin,” tukasnya.

Jika dalam Idul Adha sebelum pandemi orang berlomba untuk mencapai gelar “Haji”, saat Idul Adha di masa pandemi mari berlomba dan bersemangat dalam membantu Kaum Mustadh’afin atau Kaum Marhaen karena ganjaran yang diberikan oleh Allah pastinya tidak berbeda, karena peduli kemanusiaan adalah nilai dan ajaran Agama itu sendir. (*)

Editor : Val Vasco Venedict

Konten Terkait

Gotong Royong Dakwah, DPD PDIP Sumut Bantu Pembangunan Masjid di Komplek Ponpes Al-Kautsar

Editor prosumut.com

Sosialisasi Protokol CHSE di Masa Pandemi, Beginilah Optimisme Pelaku Bisnis Event & Wisata di Sumut

Editor prosumut.com

Buka Raker Repdem, Rapidin Ingatkan Kader soal Sense of Crisis

Editor prosumut.com

Nama Ganjar Disebut-Disebut di KIB, Ganjar Tidak Tahu

Editor prosumut.com

Lampu Mirip Pocong di Kota Medan, Pengamat : Fungsinya Tidak Sesuai Fungsi Lampu

Editor prosumut.com

Survei Litbang Kompas : Hanya 15% yang Mengikuti Capres Pilihan Jokowi

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara