PROSUMUT – Sumatera jadi wilayah Indonesia yang paling banyak mengirim utusan di babak delapan besar Liga 2 2019.
Sama-sama tergabung di wilayah barat, slot tiket menuju babak 8 besar nyaris digondol habis klub-klub asal Sumatera itu.
Dari empat tiket babak 8 besar yang tersedia di wilayah barat, hanya satu yang berhasil diraih tim non Sumatera yakni Persita Tangerang.
Tiga tiket lainnya, dipegang tim Sumatera. Mulai dari Persiraja Aceh, Sriwijaya FC, hingga PSMS Medan.
Belum adanya satu pertandingan yang digelar di babak 8 besar, membuat peluang delapan tim untuk melaju ke babak semifinal alias empat besar relatif terbuka bagi semua kontestan.
Termasuk di antara tiga tim asal Sumatera tersebut.
Pada babak 8 besar yang akan mulai kick off pertama pada 9 November ini, tiga tim ini tersebar di dalam dua grup.
Persiraja Aceh dam Sriwijaya di grup X, sementara PSMS Medan ”sendirian” akan bertarung di grup Y melawan tiga kontestan dari wilayah Indonesia lainnya.
Dengan terbagi di dua grup berbeda, membuat tiga tim Sumatera ini relatif punya peluang terbuka untuk melaju sempurna ke babak semifinal nanti.
Sebab, akan ada dua tim dari masing-masing grup yang berhak maju ke empat besar.
Yakni pemuncak klasemen dan runner up di masing-masing grup.
Sriwijaya dan Persiraja Aceh yang satu grup bisa melaju ke empat besar jika berhasil mengamankan posisi satu dan dua klasemen akhir grup X.
Pun demikian PSMS Medan yang cukup dengan memastikan diri masuk di dua posisi teratas klasemen grup Y.
Dengan skema tersebut, maka peluang ketiga tim asal Sumatera tersebut maju ke babak semifinal nanti relatif terbuka dan realistis.
Namun perjuangan itu jelas tak mudah. Sebab, PSMS Medan di grup Y, Persiraja Aceh dan Sriwijaya FC di grup X, mesti meladeni perlawanan dari tim-tim unggulan lainnya di grup masing-masing.
Persiwar Waropen di Grup X punya catatan impresif pada babak wilayah lalu.
Pun demikian dengan Persik Kediri di grup Y yang pada babak wilayah lalu sukses menunjukkan konsistensi dengan menjadi pemuncak klasemen wilayah timur.
Persik Kediri dan Persiwar Waropen secara berurutan ada di posisi satu dan dua klasemen akhir wilayah timur.
Trio Sumatera itu juga masih mungkin terjegal oleh runner up klasemen akhir wilayah barat, Persita Tangerang yang diisi pemain-pemain ternama.
Perjuangan menaklukkan kompetitor di grup masing-masing itulah jadi kunci utama yang cukup menenentukan keberhasil bagi tiga klub Sumatera itu melaju ke babak semifinal nanti.
Rencananya final perebutan juara satu dan ketiga Liga II Indonesia akan digelar di Stadion Dipta Gianyar.
Gelaran ini akan digelar 21 November hingga 25 November 2019, dengan format single match.
“Final Liga II dan semifinal rencana mau gelar di sini juga. Hal ini bagus sih,” kata Yabes Tanuri, CEO Bali United, Kamis (31/10/2019).
Menurut dia, manajemen Bali United welcome, tapi harus diantispasi karena ini laga penentuan.
“Tapi harus antisipasi perebutan juara tiga dan empat Liga II Indonesia itu bahaya,” kata Yabes Tanuri sembari tersenyum.
Karena laga penentuan perebutan peringkat ketiga ini adalah perebutan tiket promosi ke Liga I Indonesia 2020. Tentu harus diantispasi dengan sigap.
Sementara partai final pasti tak apa-apa. Karena kedua tim yang lolos ke final Liga II sudah dipastikan promosi ke Liga I Indonesia 2020.
“Sama dengan di Liga I Indonesia 2019, di papan bawah semua poinnya sama. Hingga akhir musim, bisa bahaya juga pertandingan ini,” jelasnya.
“Saat ini klub paling bawah saat tanding pun semua ditonton, rating naik, dulu gak, semuanya berjuang keluar dari jurang degradasi,” pungkasnya.(*)