Prosumut
Umum

Kisruh Pukat Trawl, Pengamat: Laut itu Aset Sibolga

PROSUMUT – Masyarakat Kota Sibolga diresahkan dengan dugaan maraknya keberadaan kapal pukat trawl yang beroperasi di perairan pantai barat Sumatera Utara. Hal itu kemudian memicu masalah, terutama kesempatan bagi nelayan tradisional untuk mendapatkan ikan semakin sulit.

Dugaan tersebut disampaikan Pengamat Politik dan Pemerintahan, Ahmad Riza Siregar setelah mendengar informasi langsung dari nelayan di Sibolga yang mengeluh tentang sulitnya kehidupan selama Kapal Pukat Trawl beroperasi.

“Kota Sibolga yang kita ketahui bersama, semua kehidupan bermasyarakat hampir seluruhnya mengandalkan hasil laut. Potensi utamanya bersumber dari perikanan, pariwisata, jasa, peradangan dan industri maritim. Sehingga kekayaan alam itu harus menjadi perhatian bagi pemerintah,” ujar Ahmad Riza, Minggu 16 Agustus 2020.

Berdasarkan informasi itu lanjut Riza, pemerintah perlu mengarahkan perhatiannya terhadap nasib keberadaan kelompok nelayan kecil, nelayan tradisional. Sebab baginya, membiarkan kapal pukat trawl adalah satu kejahatan kemanusiaan.

“Bayangkan saja jika kondisi ini terus berlangsung hingga bertahun-tahun, maka apalagi yang mau kita tinggalkan, wariskan ke anak cucu kita. Karena sejak lama, masyarakat Sibolga hidup sederhana tetapi tidak kesulitan memperoleh penghasilan dari melaut. Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, maka bukan tidak mungkin Kota Sibolga ini menjadi kota miskin, dan hanya segelintir orang yang menikmati kekayaannya,” sebut Riza.

Riza mengibaratkan nelayan dan masyarakat yang berprofesi lainnya, adalah aset Kota Sibolga yang harus dijaga. Seluruh kebijakan pemerintah, sepantasnya memberikan perhatian serius terhadap keberlangsungan hidup rakyatnya.

“Karena nelayan kecil atau nelayan tradisional ini adalah aset Kota Sibolga. Mereka lah yang menggerakkan perekonomian. Maka ukurannya adalah, kesejahteraan nelayan menjadi titik kemajuan bagi Sibolga. Karenanya pemerintah harus menjaga aset itu,” jelas Riza.

Tidak hanya itu, keberagaman masyarakat juga tidak kalah penting menurut Riza. Sebab julukan negeri berbilang kaum bagi kota ini adalah satu hal yang perlu dipertahankan. Sehingga apapun tantangannya, Sibolga harus tetap menjaga slogan itu.

“Kontestasi politik sekarang ini tentu tidak boleh melupakan tujuan kita bermasyarakat, bernegara dan juga moto Kota Sibolga, Negeri Berbilang Kaum. Artinya menjunjung tinggi persatuan, menghargai perbedaan. Karena itu, kita berharap momentum Pilkada tidak merusak tatanan nilai yang sejak lama tela ada. Apapun itu, pemerintah dan kita semua harus mejaga laut, nelayan dan masyarakat, karena itulah aset Kota Sibolga sejatinya,” jelas Riza yang lahir dan besar di Sibolga.

Sebelumnya, seorang nelayan yang enggan menyebutkan namanya menyebutkan bahwa saat ini masyarakat mengeluh atas keberadaan kapal Pukat Trawl. Apalagi katanya, kondisi tersebut terus berlangsung diduga karena ada kekuatan besar dibalik itu semua.

“Bahkan kita dengar ada orang kuat dibelakangnya. Tetapi kita terus diintimidasi untuk tidak melawan dan berbicara di media,” pungkasnya. (*)

 

Reporter : Iqbal Hrp
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            : 

Konten Terkait

Ibu-ibu di Medan Bertekad Menangkan Jokowi-Ma’ruf Amin

Val Vasco Venedict

Ini 20 Daerah Rawan Banjir di Sumut, Kota Medan Salah Satunya

Editor prosumut.com

Usai Demo Ricuh di Medan, Mahasiswa Peluk Danyon Brimob

Editor prosumut.com

Tempat Karaoke Membandel di Babalan Langkat, Beroperasi Hingga Larut Malam

admin2@prosumut

Hari Bhakti Adhyaksa ke-60, Ini Ucapan Kapolres Labuhanbatu

admin2@prosumut

280-an Ribu Kendaraan Lintasi Tol Medan-Tebing Tinggi

Val Vasco Venedict
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara