Prosumut
Kesehatan

Kisah Mahasiswi Asal Medan yang Kembali dari Wuhan

PROSUMUT – “Wuhan seperti kota mati, penduduk tidak ada yang mau keluar rumah,” kenang Diza Laila salah satu warga Medan yang menuntut ilmu di Kota Wuhan, Tiongkok.

Kisahnya ini dikatakannya saat mengunjungi Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut) yang diterima langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit, Senin 24 Februari 2020.

Gadis berusia 18 tahun ini menuturkan tidak ada keinginan yang lain selain ingin kembali ke Indonesia dan kembali di tengah-tengah keluarganya di Medan. Terutama setelah mengetahui virus corona (Covid-19) mewabah di Kota Wuhan.

Wabah ini terjadi tepat di awal Desember 2019, dan langsung diumumkan oleh pemerintah China.

“Hanya rasa takut dan ingin cepat balik pulang ke Medan yang dipikiran saat itu,” ujar mahasiswi di Wuhan University of Technology jurusan komputer sains semester pertama ini. Beasiswa dari Kedutaan China yang membawanya ke Wuhan.

Pengakuan Diza, ada sebanyak 14 orang asal Indonesia yang kuliah dan tinggal di asrama kampus. Diza sendiri yang berasal dari Sumut.

“Setelah pengumuman dari pemerintah China tidak ada satupun penduduk yang mau keluar rumah. Bahkan semua pasar dan swalayan tutup. Saat itu  memang kampus lagi libur. Jadi, imbauan kampus kalau ada keluhan segera lapor,” kenangnya lagi.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini padahal tengah merencanakan pergi ke Beijing di pertengahan bulan Januari. Tapi sehari sebelum keberangkatan sudah tidak diperbolehkan untuk keluar dari Wuhan.

Syukurnya ia masih bisa menghubungi keluarga di Medan dan menyampaikan kondisi di Wuhan makin parah.

“Hanya ingin cepat kembali ke Medan. Namun, tidak tahu bagaimana caranya. Tapi, begitu dapat kabar pemerintah Indonesia mau menjemput, saya kembali semangat. Tepatnya 1 Februari berangkat naik pesawat Batik Air ke Natuna,” ungkapnya.

Selama menjalani karantina 14 hari di Natuna, lanjutnya, mereka setiap hari di cek kesehatannya, berolahraga, makan bersama dan sholat. Ia juga selama di Natuna tidak pernah mengalami demam dan batuk.

“Balik dari Natuna ke Medan, dapat sertifikat dari pemerintah Indonesia yang menyatakan bebas corona,” jelasnya.

Setelah berada di Medan, ada juga yang menanyakan sambil ketawa apakah dirinya kena virus corona, yang mungkin kurang memahami.

Namun, kawan kawan dekatnya tetap bergaul dan jalan bersama seperti biasanya. Apalagi ia yakin dirinya sehat dan tidak ada ada virus corona.

Diza mengisahkan, sebelum adanya virus corona di Wuhan, ia berbelanja ke supermarket yang dekat dengan kampusnya. Ia pernah ke pasar Wuhan tetapi tidak pernah pergi ke pasar Hankou tempat asalnya virus.

Mengenai kuliahnya, Diza belum tau kapan balik ke Wuhan dan berharap kasusnya segera berakhir. Begitupun, perkuliahan tetap jalan melalui aplikasi online yang diberikan dosen.

“Belum tau kapan balik ke Wuhan, dan kalau balik, tidak takut karena kotanya sudah pasti bersih dan aman,” kata Diza yang belum terpikirkan mau kuliah di tempat lain.

Ia juga berpesan kepada teman sebayanya, jangan takut kuliah di luar negeri, cari peluang yang ada melalui internet.

“Jangan diam aja dan tunjukkan kalau kamu bisa berkembang dengan meraih peluang,” ujar Diza yang bercita cita ingin menguasai teknologi.

Ia juga menyarankan, untuk mencegah penyakit dengan selalu menjaga kebersihan dan selalu berdoa kepada Allah agar diberikan kesehatan dan keselamatan.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit mengatakan senang kalau Diza dan dua lainnya asal Sumut sudah kembali bersama keluarga.

“Mereka semua sehat, mereka 14 hari di karantina dan tidak sedang dalam proses infeksi,” ujar Alwi didampingi Sekretaris Aris Yusdariansyah.

Kalau ada yang belum yakin mereka sehat, lanjut Alwi, kita maklum mereka kurang faham. Karena itu, ia mengimbau masyarakat belajar memahami lebih baik dan kalau ada informasi agar dicek terlebih dahulu kebenarannya.

Alwi juga mengimbau agar menghindari atau cegah penyakit dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan melakukan gerakan masyarakat (Germas) seperti makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, jangan merokok dan jangan minum alkohol. Olahraga teratur serta makan buah dan sayur.

Disinggung mengenai hasil observasi kepada 84 orang beberapa waktu lalu, Alwi mengatakan sudah selesai 23 Februari lalu dan hasilnya negatif.

“Mereka sudah mulai beraktifitas seperti biasa. Mereka juga senang karena mereka merasa diperhatikan,” pungkasnya. (*)

Konten Terkait

Kota Medan Banyak Berkeliaran ODGJ, Ini Penyebabnya

Editor prosumut.com

HUT ke-30, RSUP HAM Bahas Angka Kematian Ibu dan Bayi Bersama Pakar

Editor prosumut.com

Pasien Sembuh Covid-19 Bertambah Jadi 41 Orang

admin2@prosumut

HKN ke-59, RSUP HAM Tekankan Pentingnya Wujudkan 6 Pilar Transformasi Kesehatan

Editor prosumut.com

Dua Anak di Sumut Diduga Terpapar Hepatitis Misterius

Editor prosumut.com

Data Terbaru Covid-19 Sumut Bertambah 129, Total 4.948 Orang

admin2@prosumut
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara