Prosumut
Ekonomi

Kinerja BKPM Menggembirakan, Realisasi PMDN dan PMA Naik

PROSUMUT – Realisasi kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) selama semester I-2019 cukup menggembirakan. Berdasarkan data BKPM, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) mengalami kenaikan.

Untuk penanaman modal dalam negeri, realisasi investasi yang dicapai sebesar Rp182,8 triliun atau naik 16,4% secara tahunan. Sedangkan penanaman modal asing Rp212,8 triliun naik 4% secara tahunan.

Artinya, jika ditotal realisasi investasi yang dicapai sebesar Rp395,6 triliun. Realisasi tersebut mampu menyerap 490.715 tenaga kerja.

Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan, realisasi investasi pada Januari sampai Juni 2019 didominasi sektor infrastruktur, seperti transportasi, telekomunikasi, pembangkit listrik dan konstruksi.

BACA JUGA:  Pasar Akik Direvitalisasi

“Pertumbuhan realisasi investasi tersebut menjadi sinyal penanaman modal pada semester II-2019 akan kembali meningkat,” kata Thomas dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Jumat 2 Agustus 2019.

“Tentunya tidak lepas dari kondisi politik dalam negeri yang makin stabil, setelah penetapan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024,” sambungnya.

Diutarakan Thomas, untuk realisasi investasi pada kuartal II-2019 juga mengalami kenaikan yang mencapai Rp200,5 triliun atau naik 13,7% secara tahunan.

Namun, khusus penanaman modal asing, kinerja investasi pada kuartal II-2019 belum bergerak ke arah positif dengan realisasi hanya sebesar US$6,90 miliar atau turun 3,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$7,14 miliar.

BACA JUGA:  Mitra Binaan Pertamina Ekspor Perdana 2,5 Ton Kerupuk Kulit Ikan Patin ke Malaysia

“Meski terjadi penurunan, realisasi tersebut masih tumbuh jika dikonversi ke dalam rupiah yaitu mencapai Rp104,9 triliun atau naik 9,6% secara tahunan,” ungkap Thomas.

Hal itu disebabkan adanya perbedaan asumsi kurs yang digunakan sebagai acuan untuk menghitung kinerja investasi tersebut,” sambungnya.

Salah satu contoh, selama kuartal II-2018, menggunakan asumsi kurs Rp13.400 per US$. Sedangkan pada periode yang sama tahun ini menggunakan acuan Rp15.000 per US$.

Plt Deputi Bidang Pengendalian, Pelaksanaan, Penanaman Modal, BKPM, Farah Ratnadewi Indriani mengatakan, dalam menghitung realisasi investasi asing, pihaknya selalu menggunakan acuan dalam APBN.

BACA JUGA:  Manfaat Jadi Mitra UMKM Binaan Bank Indonesia, Omzet Meningkat 100 Persen hingga Promosi Gratis

“Kurs saat ini kami memakai Rp15.000, sesuai dengan APBN 2019,” ucapnya.

Lebih lanjut Farah mengatakan, total investasi di dalam negeri sepanjang Januari sampai Juni 2019 tumbuh sebesar 9,4% secara tahunan.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang hanya 7,4%.

“Secara nilai, penanaman modal pada semester I-2019 mencapai Rp395,6 triliun atau naik 9,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp361,6 triliun,” imbuhnya.

“Pertumbuhan investasi pada paruh pertama tahun ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 7,4% secara tahunan,” pungkasnya.(*)

Konten Terkait

Dukung PRSU 2023, Telkomsel Hadirkan Ragam Produk dan Layanan

Editor prosumut.com

Pasokan Migor di Aceh, Mendag: Tingkatkan Kerjasama Pusat-Daerah 

Editor prosumut.com

OJK Dukung Penuh Pengembangan KUR Pertanian

Editor prosumut.com