Prosumut
Sport

Inilah Curhat Coach Butler ke Wartawan

PROSUMUT – PSMS Medan harus menerima kenyataan berlaga di kasta kedua pada musim kompetisi depan. Langkah “Ayam Kinantan” terhenti di Liga 1 Indonesia 2018 setelah berakhir di posisi paling buncit dengan perolehan 37 poin.

Pil pahit itu harus ditelan menyusul kekalahan tragis di laga pamungkas pekan ke-34, saat bertandang ke markas PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta, Minggu (9/12/2018) petang. Tim kebanggaan anak Medan ini keok dengan skor telak 1-5.

Pada laga pekan ke-33, PSMS yang bertindak sebagai tuan rumah menjamu PS Tira yang berlangsung di Stadion Pakansari Bogor, (5/12/2018), juga harus menelan kekalahan.

Pelatih PSMS, Peter Butler mengungkapkan telah memotivasi anak asuhnya atas kekalahan dari PS Tira untuk menghadapi laga pamungkas melawan PSM.

“Para pemain pergi ke permainan dengan patah semangat. Saya telah memotivasi mereka sepanjang minggu setelah kekalahan yang kontroversial dengan PS Tira. Saya memberi mereka istirahat karena kami hanya memiliki satu sesi latihan kemarin. Tapi saya bisa melihat hati dan pikiran mereka yang kacau akibat kekalahan lawan PS Tira itu,” terangnya.

Butler pun memastikan patah semangat yang dialami anak asuhnya lantaran tidak bisa menerima alasan kenapa pertandingan melawan PS Tira batal digelar di Stadion Teladan. Pemindahan itu, kata Butler,  hingga kini masih misterius.

“Penundaan dan perpindahan lokasi pertandingan PSMS versus PS Tira yang seharusnya dimainkan di Medan, menurut saya, “membunuh” spirit tim kami di dua laga terakhir. Sampai saat ini misterius. Tak ada penjelasan yang klir soal ini,” katanya.

Mengingat kembali pertandingan melawan PS Tira, sejak pluit pertama dibunyikan, kedua tim bermain dengan intensitas tinggi. Wajar saja, keduanya berusaha keras mengusung poin penuh agar terhindar dari zona degradasi. Laga itu akhirnya dimenangkan PS Tira dengan skor 4-2.

Selepas pertandingan, pada konferensi pers, Butler pun mengungkapkan kekecewaannya atas kepemimpinan wasit. Dia menyebut banyak keputusan pengadil lapangan yang kontroversial dan merugikan timnya.

“Saya sekarang tahu mengapa dipindahkan ke Bogor. Jika wasit yang ditunjuk bertindak dengan cara-cara seperti pertandingan tadi,  (Stadion) Teladan akan rusuh. Penonton dan fans fanatik PSMS pasti tak akan menerimanya. Saya yakin sekali bisa memenangkan pertandingan, dan itu bekal PSMS menuju laga ke Makassar untuk menembus poin ke 40,” ujarnya.

Begitupun, mantan pelatih Persipura Jayapura itu, tak menampik kesedihan serta kekecewaannya yang gagal membuat PSMS bertahan di Liga 1.

Dengan ungkapan penuh haru, dia menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Medan yang memberikan kepercayaan kepadanya untuk melatih klub legendaris tersebut.

“Sedih dan kecewa menyelesaikan musim dengan hasil seperti ini. Saya rasa semuanya harus mengevaluasi secara objektif. Saya tetap bangga diberikan kesempatan melatih pemain muda dan pemain senior. PSMS klub hebat, dan saya akan selalu berterima kasih kepada masyarakat Medan atas kemurahan hati mereka,” pungkas mantan pesepakbola asal Inggris ini.

Ada pun tim yang menyusul PSMS ke Liga 2 adalah Sriwijaya FC dan Mitra Kukar. Kedua klub itu cuma mampu mengoleksi 39 poin dan dipaksa puas bertengger di posisi 17 dan 16. (ilham)

Konten Terkait

Adik Rossi Tercepat, Dimas Ekky Paling Lambat

Ridwan Syamsuri

Berakhir Antiklimaks, Rossi Tak Bisa Bohongi Usia

Ridwan Syamsuri

Akselerasi Masih Jadi Kendala Yamaha

Ridwan Syamsuri

Sainz Tercepat, Vettel Kecelakaan

Ridwan Syamsuri

Perangkat Motor Yamaha Belum Cukup Taklukkan Marquez

Ridwan Syamsuri

Banyak Keluhan, Moto GP Australia 2021 Digeser

Ridwan Syamsuri
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara