PROSUMUT – Saat ini, ummat Islam melaksanakan puasa. Tidak terkecuali bagi pasien atau Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), namun, ada kekhususan.
“Khusus untuk pasien yang mengkonsumsi ARV per 12 jam, maka jam minum obatnya dapat digeser di saat sahur dan berbuka selama di bulan Ramadan,” kata Koordinator IMS/VCT/PDP Puskesmas Helvetia dr Renny Arfie melalui Pembina Kelompok Peduli Masyarakat (KPeMa), Samara Yudha Arfianto di Whats Apps, Selasa 20 April 2021.
Renny menjelaskan, bahwa tidak ada halangan bagi ODHA untuk dapat menjalankan ibadah puasa asalkan kondisinya sehat.
Diakuinya, tidak mudah memang menyandang status ODHA. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia ini, masih dianggap tabu oleh masyarakat. Banyak ODHA juga masih enggan terbuka.
Memang tidak mudah menerima kenyataan menjadi ODHA. Namun, kondisi itu tidak berarti membuat ODHA menjadi minder.
Malah sebaliknya, harus bisa menjadi lebih baik lagi dan semakin mendekatkan diri ke Yang Maha Esa.
“Ramadan adalah nama salah satu bulan dalam kalender Hijriyah, dimana selama sebulan penuh ummat Islam menjalankan ibadah puasa selama 13 sampai 14 jam lamanya setiap harinya. Berpuasa sangat baik bagi kesehatan dan dianjurkan bagi orang orang yang juga memiliki kesehatan yang baik,” katanya.
“Ada beberapa orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa, diantaranya orang sakit, perempuan hamil, ibu menyusui, orang tua yang memiliki kondisi lemah dan juga para musafir,” lanjutnya.
Begitu juga terhadap ODHA, bolehkah berpuasa selama Ramadan?
“ODHA yang dapat menjalankan ibadah puasa adalah mereka yang memiliki kondisi kesehatan cukup baik. Artinya tidak mengalami penyakit atau infeksi oportunistik yang berat. Sebelum memutuskan untuk berpuasa, ada kalanya ODHA harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter dimana dokter akan membantu anda untuk membuat keputusan dan anda juga perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti kondisi kesehatan anda pada saat diagnosis, kesehatan anda secara keseluruhan, jumlah Viral Load (jumlah virus dalam darah) dan jumlah sel CD4 (sel darah putih) anda. Bagi mereka yang berada di masa awal pengobatan terapi ART (Anti Retroviral Terapi), disarankan untuk tidak berpuasa dahulu dikarenakan tubuh masih mencoba untuk menyesuaikan diri dengan pengobatan yang sedang anda jalani,” jelasnya.
Lanjutnya, jika anda sudah menjalani pengobatan untuk beberapa waktu dan jumlah CD4 anda baik juga hasil Viral Load anda yang sudah tidak lagi terdeteksi.
Serta kesehatan tubuh yang baik secara keseluruhan, maka anda dapat mempertimbangkan diri untuk berkeinginan menjalankan ibadah puasa.
“Namun, tanyalah dahulu kepada dokter apakah jenis obat yang anda gunakan dapat disesuaikan dengan jadwal puasa tanpa memiliki resiko sehingga anda dapat meminumnya sebelum imsyak dan saat berbuka (khusus untuk ARV yang diminum per 12 jam). Namun jika anda menggunakan ARV yang diminum satu hari sekali, akan lebih mudah bagi anda untuk berpuasa,” saranya.
Adapun, langkah tambahan yang anda harus pahami adalah cobalah untuk menyiapkan suplemen tambahan yang baik untuk digunakan selama anda menjalankan ibadah puasa.
Ini dikarenakan selama berpuasa, asupan makanan dalam sehari dapat mengurangi asupan mineral dan vitamin yang penting bagi tubuh.
Minumlah banyak air putih di malam hari dan hindari berbuka dengan makanan asin yang membuat tenggorokan semakin menjadi haus.
Hindari paparan sinar matahari langsung untuk mengurangi terjadinya dehidrasi. Jangan membebani tubuh dengan bekerja terlalu letih dan istirahatlah dengan baik selama berpuasa.
Reni juga menyampaikan, para ahli kesehatan juga menyarankan untuk tidak mengkonsumsi minuman bersoda atau minuman yang memiliki karbonasi pada saat berbuka.
Ini dikarenakan jam puasa yang panjang menyebabkan dehidrasi pada ginjal. Dan minuman bersoda dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.
Minumlah air putih atau teh hangat ketika berbuka. Puasa juga memiliki manfaat bagi kesehatan jika dilakukan dengan cara yang tepat. Berpuasa secara teratur dapat menurunkan kadar LDL. (*)
Reporter : Nastasia
Editor : Iqbal Hrp
Foto :