PROSUMUT – Teknologi 5G sudah di depan mata. Negara maju seperti Korea Selatan sudah meluncurkan jaringan 5G secara komersil. Bagaimana dengan Indonesia? Uji coba teknologi seluler generasi kelima ini sudah dilakukan sejak tahun lalu.
Saat itu Telkomsel melakukan pengujian di area Gelora Bung Karno, Jakarta bertepatan dengan ajang Asian Games.
Kapan 5G akan diluncurkan secara komersil di Indonesia? Sampai sekarang belum ada jawaban pasti. Huawei sebagai vendor jaringan 5G memperkirakan waktu adopsi 5G di Indonesia bisa lebih cepat dari 2022. Hal itu juga berdasarkan riset yang dilakukan GSMA.
Menurut Mohamad Rosidi, Direktur ICT Strategy Huawei Indonesia, faktor pendukung cepatnya adopsi ini adalah infrastruktur yang sudah terbangun.
Di antaranya seperti Palapa Ring atau dikenal dengan istilah Tol Langit serta jaringan serat atau fiber hingga menara pemancar alias base transceiver station (BTS). Sementara dari sisi teknologi, Huawei jelas sudah sangat siap.
“Tetapi yang paling penting untuk adopsi 5G saat ini adalah regulasi dan spektrum. Dua hal itu yang menjadi tantangannya. Di mana strategi yang paling krusial dalam persiapan menuju 5G adalah harmonisasi spektrum, karena saat ini Indonesia dihadapkan dengan tantangan alokasi frekuensi atau spektrum untuk 5G,” kata Rosidi saat jumpa pers di Artotel, Jakarta, Rabu 31 Juli 2019.
Sebagai informasi, spektrum adalah tempat di mana sinyal dapat menetap atau hidup. Di Indonesia, saat ini hanya sisa 2 spektrum frekuensi yang tersisa untuk jaringan 5G yaitu 2.6GHz dan 3.5GHz. Di antara kedua spektrum ini, menurut Huawei, yang terbaik untuk menempatkan jaringan 5G adalah 3.5GHz.
Meskipun begitu, ada kemungkinan Indonesia akan menggunakan spektrum 2.6 GHz untuk jaringan 5G. Hal ini setelah memperhitungkan iklim dan ekosistem di Indonesia dan berbagai kemungkinan lainya.
Selanjutnya yang perlu menjadi perhatian adalah sinergi jaringan nirkabel (wireless) dan fixed untuk mendorong peningkatan jumlah pelanggan. “Rendahnya penetrasi jaringan berbasis serat optik (fixed broadband) menjadi tantangan tersediri di Indonesia. Namun dengan adopsi solusi WTTx, penetrasinya akan lebih cepat daripada fixed broadband tadi,” ujar Rosidi.
Vaness Yew, Chief Thecnical Officer Huawei Indonesi, menambahkan, dalam hal keberlangsungan bisnis, Indonesia perlu mempersiapkan ekosistem dan industri yang berkaitan dengan penggunaan 5G.
“Sehingga ketika 5G hadir, teknologi tersebut akan menjadi alternatif menarik untuk melengkapi broadband home gigabit yang saat ini telah terbangun, serta akan memperkaya pengalaman digital bagi setiap pengguna layanan di rumah,” ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini Huawei secara aktif melakukan komunikasi dengan operator serta pemerintah terkait penerapan teknologi 5G.
“Kami juga menyampaikan bahwa keseluruhan bisnis Huawei, termasuk dalam teknologi 5G terus berlanjut dan sangat stabil. Proses pengiriman keseluruhan produk berjalan sebagaimana biasa, termasuk pemasaran di Indonesia,” pungkas Vanness. (*)