Prosumut
Ekonomi

Harga Daging Sapi di Sumut Berpotensi Naik

PROSUMUT – Harga daging sapi di Pulau Jawa yang mahal masih menjadi kekhawatiran di Sumut, sebab kemungkinan terjadi kenaikan harga yang sama.

Menurut Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, potensi kenaikan harga daging sapi di Sumut tidak perlu dikhawatirkan berlebihan.

Kalau membandingkan harga daging sapi di Jakarta dan sekitarnya atau di jawa pada umumnya, harga daging sapi dikisaran 120 ribuan sudah dianggap mahal.

“Namun, untuk Sumut kondisinya berbeda. Sumut selama ini harga dagingnya stabil dikisaran Rp115 hingga Rp130 ribu per kg. Artinya, harga daging sapi di Sumut memang lebih mahal dibandingkan dengan harga daging di wilayah lain khususnya Jawa. Nah, bagaimana dengan potensi kenaikan harganya ke depan, itu yang menjadi pertanyaan,” ungkap Gunawan, Rabu 27 Januari 2020.

BACA JUGA:  Klaim Pertamina Terkait Stok BBM Aman di Medan Jangan hanya Omong Saja

Gunawan menilai, saat ini harga daging di Jawa memang naik sekitar Rp10 ribuan per kg. Dan, yang membuat harga daging sapi di Jawa berada dikisaran Rp120 ribu saat ini.

Nanti kalaupun ada kemungkinan naik, maka harga daging sapi di Sumut bisa saja ke level Rp140 ribu per kg.

“Perkiraan saya seperti itu, karena memang hitung-hitungannya itu harga sapi hidup dari Australia sampai ke Medan dulu sekitar Rp44 ribu per kg. Tapi, sekarang sudah mencapai Rp54 ribu rupiah per kg. Kalau harga jual sapi hidupnya masih di kisaran Rp46 ribuan per kg, jadi kalaupun dinaikkan kemungkinan ada potensi naik Rp10 ribu per kg nantinya,” jelas pengamat ekonomi Sumut ini.

BACA JUGA:  Cek Fakta Kondisi BBM di Medan, Sejumlah SPBU Kehabisan Stok

Disebutkan Gunawan, kenaikan harga daging bisa memicu masalah mogoknya sejumlah pedagang daging sapi di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Memang letaknya ada di daya beli, menaikkan harga jual justru tidak membuat pengusaha atau pedagang untung karena daya beli masyarakat menurun tajam.

Kalau menurunkan harga jual sudah barang pasti pedagang dan pengusaha akan rugi besar.

“Nah, kita yang ada di Sumut lebih beruntung karena daya beli turun namun tidak seburuk yang di Jawa. Karena basis industri di Sumut ini perkebunan. Kalau di Jawa kan manufaktur dominasinya, tetapi nanti di saat ekonomi mulai menunjukan pemulihan. Maka, Pulau Jawa akan mengalami kenaikan pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan Sumut,” terangnya.

BACA JUGA:  Bank Indonesia Upayakan Pemulihan Layanan Sistem Pembayaran di Sibolga dan Tapanuli

Gunawan menuturkan, kalau komoditas hasil Sumut harganya lumayan baik belakangan ini, meskipun tetap saja trennya turun.

Namun daya beli lebih terjaga, sehingga pedagang daging sapi masih mampu bertahan sejauh ini.

“Saya menilai harga daging dan stoknya masih akan tetap terjaga nantinya, bahkan hingga lebaran semuanya masih terlihat aman. Kalaupun naik, saya yakin tidak lantas memicu masalah besar di wilayah Sumut,” tandasnya. (*)

 

Reporter : Rayyan Tarigan
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            : 

Konten Terkait

Hati-Hati Pilih Fintech! Cuma 5 Diakui OJK

Val Vasco Venedict

Permendag 22/2022, Pemerintah Larang Ekspor CPO dan Turunannya

Editor prosumut.com

Public Expose Live 2022, WIKA Fokus Tuntaskan Proyek G20

Editor prosumut.com

Satgas Nataru Pertamina, Layanan dan Distribusi Energi Aman dan Lancar di Sumut

Editor prosumut.com

Pengembangan Pelabuhan Pangkalan Susu Dongkrak Ekonomi Lokal

Editor prosumut.com

Sequis Berbagi Tips Kelola THR, Belanja atau Bayar Utang?

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara