PROSUMUT – Perayaan Hari Raya Deepavali 5121 Kaliyuga 2019 menjadi wujud keberagaman dan harmonisasi agama yang mewarnai Kota Medan sebagai kota multikultural yang humanis.
Sebab, meskipun berbeda suku, agama, ras dan antar golongan (SARA), namum warga Kota Medan tetap dapat hidup berdampingan dan saling bertoleransi antar umat beragama.
Ungkapan tersebut disampaikan Kadis Kebudayaan Kota Medan OK Zulfi usai menghadiri Deepavali Night 2019 di Wisma Mariamman, Jalan Pagaruyung Medan, Sabtu malam 26 Oktober 2019.
Selain kehadiran Kadis Kebudayaan yang mewakili Pemko Medan, perayaan yang berlangsung khidmat dan meriah tersebut juga dihadiri Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bersama Wakil Gubernur Musa Rajeckshah.
Dikatakan OK Zulfi, Pemko Medan mendukung penuh setiap perayaan hari besar keagamaan semua umat beragama di Kota Medan.
“Kami (Pemko Medan) ucapkan selamat Deepavali dan mengapresiasi semua kegiatan perayaan hari besar keagaman yang dilakukan. Sebab ini menjadi sebuah kekayaan budaya yang patut dibanggakan karena setiap agama memiliki cara berbeda dalam memaknai dan merayakannya,” kata OK Zulfi.
Selain Deepavali, perayaan ini juga dalam rangka memperingati 1 tahun dibangunnya Gapura Little India di kawasan Kampung Madras.
Dengan adanya gapura tersebut, OK Zulfi mengungkapkan bahwa setiap agama diterima baik di Kota Medan.
“Hendaknya kerukunan dan harmonisasi hidup yang sudah terjalin baik selama ini dapat kita jaga bersama sebagai modal dan kekuatan membangun bersama Kota Medan menjadi lebih baik dalam segala bidang,” pesannya.
Sebelum dimulai, perayaan hari raya bagi umat Hindu ini terlebih dahulu diawali dengan tarian sambutan khas umat Hindu India sebagai ucapan selamat datang bagi seluruh tamu undangan dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Selanjutnya, pembacaan doa yang dibawakan masing-masing tokoh agama mewakili agama Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik serta agama Sikh.
Gubernur dalam sambutannya juga mengajak semua pihak untuk menjaga kekompakan dan kebersamaan di Sumut.
Karena bilangnya hal tersebut dibutuhkan untuk mewujudkan Sumut yang bermartabat dan bisa dibanggakan.
“Bersama kita jaga Sumut yang kita cintai ini. Setiap umat harus saling menghargai. Kita wujudkan bersama Sumut bermartabat,” ungkapnya.
Lebih jauh, Deepavali dalam Agama Hindu berarti festival cahaya. Ini melambangkan kemenangan atas hal-hal buruk yang dapat dikalahkan.
Kemenangan itu ditandai dengan menghidupkan pelita harapan (api) Deepavali yang dilakukan Gubsu bersama Wagubsu disaksikan Kadis Kebudayaan dan ratusan umat Hindu yang hadir dan diakhiri dengan pemotongan nasi tumpeng menandai diperingatinya satu tahun Gapura Little India. (*)