PROSUMUT – Tindak kekerasan oleh aparat di lingkungan Rumah Dinas Gubsu dalam menghadapi aksi mahasiswa yang hanya 10 orang untuk menyampaikan aspirasi agar Gubsu menurunkan harga BBM kembali membuktikan arogansinya dan mempraktekkan komunikasi yang sangat buruk dilakukan oleh Edy Rahmayadi
“Selayaknya Edy Rahmayadi mengundang 10 orang mahasiswa tersebut masuk ke rumah dinas untuk berdialog sembari berbuka puasa bersama. Aksi mahasiswa itukan dilakukan menjelang berbuka puasa, bukan malah digebuki, kasar sekali itu” ujar Wakil ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Aswan Jaya yang disampaikan di sela-sela acara silaturrahim Pujakesuma Sumut pada Jumat 7 Mei 2021.
Aswan mengatakan bahwa saat ia menyerap aapirasi mahasiswa melalui dialog yang hangat tentu akan memberikan penilaian positif dari publik Sumut.
“Kalau dengan cara menggebuki mahasiswa yang demo, tentunya Edy Rahmayadi membuktikan dirinya memang masih kekanak-kanakan, anti kritik, otoriter, arogan dan anti demokrasi, tak layak untuk terus memimpin dan efeknya sangat berbahaya bagi masyarakat Sumut,” tegas Aswan.
Sebagaimana diketahui pada Jumat & Mei 2021 sore, 10 orang mahasiswa mendatangi rumah dinas Gubsu untuk menyampaikan aspirasi bahwa Gubsu di mohon mencabut Pergubsu No. 1 tahun 2021 yang berakibat naiknya harga BBM di Sumut.
Respons aparat di lingkungan rumah dinas Gubsu terhadap mahasiswa tersebut dilakukan dengan cara kekerasan, mendang, memukul dan menahan untuk pemeriksaan 6 mahasiswa di Polrestabes Medan, bahkan seorang wartawan yang sedang meliput pun turut dipukuli oleh aparat. (*)
Editpr : Val Vasco Venedict