PROSUMUT – Pelaksana tugas (Plt) Walikota Medan, Ir Akhyar Nasution secara resmi membuka musyawarah daerah (Musda) Pimpinan Daerah 018 Tapak Suci Kota Medan, Sabtu 22 Februari 2020 di Ballroom Istana Koki Jalan Teuku Cik Ditiro.
Dalam arahannya, Akhyar mengemukakan bahwa harapan Pemerintah Kota Medan dan juga seluruh pihak ingin menjadikan Medan kota atlet. Pada masanya, Medan dan Sumut adalah gudangnya atlet.
“Kita tidak perlu mencari kesalahan, siapa yang salah dan di mana letak kesalahan itu. Tapi yang terpenting, kita harus bisa bangkit dan bisa meningkatkan prestasi,” ujarnya.
Dirinya merasa senang bisa hadir dan berharap musda yang dilaksanakan ini tidak ada lagi dualisme dalam tubuh organisasi. Sebab, ini dapat merugikan banyak pihak.
“Beberapa waktu lalu datang kepada saya sebuah komunitas anak muda minta izin ingin memural Stadion Teladan. Mereka hanya butuh izin, sebab mereka sudah bekerjasama dengan sebuah perusahaan. Namun ketika berjalan, di tengah jalan ada dualisme di tubuh PSMS, sehingga tak jadi sponsor itu masuk,” ucapnya menganalogikan.
Untuk itu, dirinya meminta kepada Ketua Umum Tapak Suci Sumut, Ahmad Fauzan Daulay untuk memperhatikan jajarannya.
“Tolong jangan sampai dualisme, jangan diulangi lagi ya Pak Ahmad Fauzan. Kita bersikap kenapa, ketika orang masuk dia menjadi ragu-ragu, begitu juga nasib PSMS ini, gara-gara dualisme mau bantu, namun akhirnya tidak jadi,” kata Akhyar yang juga mantan pengurus PSMS Medan.
Jadi apapun ceritanya, musda ini harus membuat dan menghasilkan keputusan-keputusan. Apapun keputusannya, Pemko Medan akan menerima dan menjadi bagian dari pada perjuangan bersama untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas.
“Sehingga kita bisa menjadikan Medan kota atelt itu dapat segera tercapai,” harapnya.
Sebelumnya, Ketua Tapak Suci Wilayah VIII Sumatera Utara, Ahmad Fauzan Daulay menerangkan, Kota Medan adalah barometer tapak suci di Sumut. Musda ini sengaja diambil alih oleh pimwil, sebab sudah 8 tahun ini tidak melakukan musda.
“Kita harap Tapak Suci Kota Medan ini bisa besar dan menjadi barometer suksesnya tapak suci di Sumatera Utara,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Ketua IPSI Medan AKBP H Enjang Bahri memuji bahwa Perguruan Tapak Suci paling besar dan jumlah murid yang paling banyak.
“Ini karena didukung oleh sekolah Muhammadiyah, karena ini sudah menjadi kurikulum. Dari dulu, tapak suci sudah banyak pendekarnya,” pujinya.
Pada musda ke 10 ini, hadir Wakil Ketua Muhammadiyah Medan Besri Nazir, dan Dewan Pendekar Tapak Suci H Ahmad Arif, serta Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Medan Rasyid Ridho Nasution, Kepala Bagian Humas Setda Kotan Medan, Arrahman Pane, Camat Medan Marelan M Yunus, Camat Medan Petisah Agha Novrian, Sekcam Medan Petisah Budi Lubis, Sekcam Medan Denai Yoga Irawan dan Sekcam Medan Labuhan Edi Saputra.
Hasil Musda
Setelah dilaksanakannya Musda Tapak Suci Kota Medan, Ketua terpilih pendekar Muhammad Andi Syahputra. Para pengurus memandang pendekar Muhammad Andi Syahputra sosok yang sangat layak menjadi ketua Tapak Suci Kota Medan, selain kader tulen Muhammadiyah, dan aktif dalam latihan Tapak Suci sejak di usia dini.
Tak hanya dari kader Muhammadiyah, Andi Syahputra memiliki kemampuan dalam mengelola organisasi. Karena sebelum menjabat Ketua Tapak Suci, Andi terlebih dahulu aktif di kepengurusan Tapak Suci Kota Medan, Muhammadiyah dari tingkat ranting hingga saat ini sudah cukup berpengalaman di sejumlah jabatan.
Setelah pengurus memilih Muhammad Andi Syahputra, di hadapan para pengurus Andi segera mungkin menyusun kepengurusan, selanjutnya akan dilaksanakan pelantikan.
“Kami pun akan bekerja untuk menghadirkan atlet-atlet Tapak Suci yang bisa membawa prestasi dan pastinya membanggakan kota yang kita cintai ini, Kota Medan,”katanya. (*)