PROSUMUT – Satu lagi film yang mendapat reaksi keras dari masyarakat. Film itu adalah “Kucumbu Tubuh Indahku” karya Garin Nugroho.
Film yang dibintangi Randy Panglila, Sujiwo Tejo dan Rifnu Wikana itu ditentang karena secara gamblang mempertontonkan hubungan sesama jenis.
Petisi tolak film “Kucumbu Tubuh Indahku” ini juga telah dibuat di change.org dan telah ditandatangani ribuan orang. Mereka menolak film itu ditayangkan di dalam negeri.
“Sebuah film selain dibuat untuk menceritakan true story, seharusnya sebuah film bisa membawa efek positif bagi penontonnya, seperti menjadi inspirasi positif,kreatif,dan menambah wawasan yg bernilai positif jg. Jika film seperti ini diijinkan tayang dan disebarluaskan, kita mesti khawatir, bahwa generasi muda yg mengalami kesulitan menemukan jati diri akan mencontoh perilaku dalam film ini,” tulis Rakhmi Mashita, sang pembuat petisi.
Padahal film ini melenggang bebas sejumlah festival film mancanegara dan meraih banyak penghargaan.
Namun ketika akan tayang di Indonesia, dalam waktu dua hari, target 1500 orang untuk menandatangani petisi tersebut telah terpenuhi. Saat ini, petisi menolak film “Kucumbu Tubuh Indahku” itu menambah targetnya hingga 2500 orang untuk berpartisipasi.
Film “Kucumbu Tubuh Indahku” sendiri menceritakan kisah penari Lengger bernama Juno.
Film ini mengisahkan perjalanan hidup Juno, sejak kecil hingga dewasa menjadi penari, di sebuah desa di Jawa, yang terkenal sebagai desa penari lengger lanang, jenis tarian perempuan yang dibawakan penari laki – laki. Kehidupan Juno kecil adalah kehidupan peleburan tubuh maskulin dan feminin yang terbentuk alami oleh keluarganya.
Ia selalu berbenturan dengan kekerasan di lingkungannya dan pergi mencari jati diri, dari desa ke desa.
Ia bahkan menjadi gemblak atau simpanan seorang kepala suku yang juga laki-laki. (*)