PROSUMUT – TNI Angkatan Udara (AU) memberikan kejutan kepada Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Selasa 10 Marer 2020. Awalnya agenda prajurit ini adalah kunjungan kuliah kerja para perwira siswa (Pasis) ke Sumut.
Awalnya tidak ada yang begitu khusus, termasuk kehadiran para pimpinan OPD Pemprov Sumut yang hanya beberapa orang saja. Sebab agenda awal adalah Kunjungan Kuliah Kerja Pasis Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) angkata 57 dan Pasis Sekolah Staf Angkatan Udara (Sesau) ke13.
Semua seakam berjalan biasa, sebagaimana acara resmi dan seremonial. Bahkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang berbicara di depan para prajurit yang bertugas sebagai pilot jet tempur pertahanan udara NKRI, mengungkapkan betapa pentingnya peran TNI bagi bangsa.
Segala pengalaman di ketentaraan, Purnawirawan Letnan Jenderal yang terakhir memimpin Kostrad ini pun memberikan motivasi kepada puluhan perwira untuk tetap semangat dan bersungguh-sungguh menjaga kedaulatan NKRI.
Bahkan tak hanya itu, acara pun dilanjutkan dengan pemaparan soal pertahanan dan keamanan (hankam) dari sejumlah narasumber seperti Kosekhanudnas III dan Kanwil Bea Cukai Medan. Edy pun mengikuti acara tersebut, serta sempat menjelaskan bagaimana sistem manajemen nasional, kondisi keamanan dan tupoksi lembaga negara.
Namun usai pemaparan dan tanya jawab, acara tidak selesai begitu saja. Layar lebar yang tadinya menampilkan materi tentang hankam, berganti tampilan video Ibunda Edy Rahmayadi, Ngadisah. Bercerita singkat kenangan kuat yang diingat tentang anaknya yang kini sudah menjabat, sebagai Gubernur Sumatera Utara, pemimpin rakyat.
Suasana haru pun terasa ketika cerita Ibunda, mengisahkan kehidupan sederhana pada masa Edy masih bersekolah.
“Sebelum ke sekolah, si Adi (panggilan Edy Rahmayadi) antar kue dulu ke warung dekat sekolah di Kampung Keling (Madras). Sama juga degan adik-adiknya, begitu juga,” ujar Ibunda.
Mungkin bagi seorang ibu, keberhasilan anaknya adalah sebuah kebanggaan. Namun Ngadisah mengaku bersedih jika melihat anaknya itu tampil di televisi, dengan segala kontroversi dan hujatan dari berbagai pihak. Sebab ia tahu, bagaimana sikap dan sifat Edy sejak kecil.
“Kadang saya tak mau menontn tv. Dia mau niat baik kok dibegitukan?,” cerita Ngadisah sambil menangis.
Hujatan yang menjadi tampilan di layar lebar di Pendopo itu, adalah ketika persoalan PSSI di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi. Yang saat itu, keputusannya dianggap kontroversi hingga banyak pihak menghujatnya.
Akhirnya kebenaran menjawab, bagaimana kondisi PSSI beberapa hari setelah ia tinggalkan. Seakan cerita singkat itu, membuat banyak orang kemudian tak bisa bicara banyak kala Edy meninggalkan kursi lembaga sepakbola itu secara tiba-tiba.
Cerita lainnya pun muncul dari sang supir, Suyetno, yang hampir tak kuasa menceritakan bagaimana kepemimpinan dan jalinan hubungan Edy kepada mereka yang mendampingi dan mengawal. Baginya, Gubernur tak segan berbincang kecil dalam perjalanan.
“Bahkan beliau pernah datang ke acara (sederhana) di rumah saya. Ya, bagaimana ya…beliau itu..,” ucap Yetno yang tak sanggup meneruskan ceritanya.
Pesta kecil perayaan HUT ke-59, Edy Ramayadi ini pun berlangsung dengan kejutan dari puluhan Pasis Seskoau, yang memberikan ucapan selamat kepada mantan Pangkostrad itu. Disusul Sekdaprov Sabrina dan jajaran OPD yang ternyata sengaja menampakkam diri di acara puncak. (*)