PROSUMUT – Berita terkait represifitas anggota Polri dalam mengamankan Demo 22 Mei 2019 menyebar luar meski media sosial dibatasi.
Kabar tim medis dihajar dan ambulans milik Dompet Dhuafa yang dirusak polisi juga tersiar ke penjuru negeri.
Akibat kejadian itu, tiga orang tim medis luka-luka dan kendaraan milik lembaga ini mengalami kerusakan.
Terkait itu Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo memberikan klarifikasi.
Ia berdalih sikap polisi itu karena tim medis tersebut tidak menggunakan tanda pengenal yang jelas. Padahal itu sudah diberitahu sebelum demo.
“Lembaga-lembaga kemanusiaan sama juga. Guna memitigasi pada saat penanganan bantuan kemanusiaan saat demo, harus menggunakan identitas yang jelas dan ada komunikasi dengan aparat,” katanya.
Selain itu, kata dia, ada juga ambulans yang disalahgunakan untuk membawa batu dan senjata.
“Kenapa demikian? Kejadian kemarin yang disusupi oleh para perusuh itu, dia menggunakan ambulans juga. Ada dua ambulans yang berhasil kami sita. Satu ambulans yang digunakan untuk mengangkut massa, membagikan uang, busur, tombak untuk membuat rusuh. Satu ambulans isinya batu, duit, dibagikan ke perusuh.”
Dedi juga memperlihatkan rekaman CCTV yang memperlihatkan sekelompok orang yang berada di dekat ambulans kemudian menjauh.
“Kejadian tanggal 22 Mei, terlihat sekali ada ambulans mengangkut massa, membagikan uang, memberikan komando dan seketika itu massa rusuh,” imbuhnya. (*)