PROSUMUT – Ketua Dewan Pembina Yayasan Sultan Iskandar Muda (YPSIM) dr Sofyan Tan menyampaikan, dalam berpuasa jangan hanya sekedar menahan lapar dan haus.
Namun, dapat memaknainya untuk melakukan perubahan yang lebih bermakna bagi lingkungan dan makhluk lain, seperti layaknya puasanya ulat.
“Ada puasa ular dan ada puasa ulat. Contoh lah puasa ulat,” kata Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu dalam acara Buka Bersama Keluarga Besar Universitas Satya Terra Bhinneka (USTB) dengan tema Ramdhan untuk Semua Membangun Cinta dalam Keberagaman di Auditorium Bung Karno USTB, Jalan Sunggal, Gg Bakul, Medan, Kamis 6 Maret 2025.
Sofyan Tan mengatakan, ulat itu adalah makhluk yang paling rakus jika makan daun langsung habis dan tanaman pun bisa mati.
Akan tetapi, ada masanya ulat itu berpuasa dan mengasingkan diri dengan membentuk kepompong.
Setelah cukup berpuasa, ulat berubah bentuk menjadi kupu-kupu.
Ulat yang sebelumnya punya karakter merusak tanaman, kini berubah menjadi kupu-kupu yang indah dan memberi manfaat bagi tanaman karena makannya adalah madu dari bunga dan dapat membuat penyerbukan.
“Artinya apa? Setelah berpuasa jadilah bermakna, berubah menjadi lebih baik,” ujar Sofyan Tan.
Jangan pula seperti puasanya ular yang ingin ganti kulit. Setelah berpuasa, bentuknya tetap sama, makannya tetap sama, kelakuannya juga pun sama. Karena puasanya hanya sekedar menahan lapar.
Turut hadir Anggota Dewan Pembina YPSIM Felix Iskandar Harjatanaya BSc (hons) MSc, Ketua YPSIM Finche Kosmanto SE MPsi, Wakil Rektor I Rinrin Meilani Salim SKom M.Kom, Wakil Rektor II Lisnawati Ginting SH MH, Wakil Rektor IV Bobby Christian Halim SH MH CPM.
Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Quran beserta terjemahannya, lalu disusul dengan penayangan video dokumentasi kegiatan Pesantren Kilat USTB 2025, dan ceramah agama oleh Ustad Faisal Akmal Sinaga SPdI.
Dalam ceramahnya, Ustad Faisal mengamini apa yang disampaikan Sofyan Tan bahwa ummat Islam harus memcontoh puasanya ulat, bukan puasa ular yang tidak merubah apapun.
Menjadi bermakna bagi lingkungan dan sesama manusia adalah output dari berpuasa untuk menjadi orang yang bertakwa. (*)
Editor: M Idris

