Prosumut
Ekonomi

Ekonomi Dunia Memburuk, Pasar Keuangan Malah Membaik?

PROSUMUT – Ada jargon di pasar saham ‘sell on may, and go away’. Jargon tersebut mengisyaratkan bahwa di bulan Mei sebaiknya pelaku pasar melepas kepemilikan sahamnya dan tinggalkan pasar saham.

Jargon itu akan diuji di bulan Mei ini. Awal pekan ini menjadi awal perdagangan di bulan Mei, sekaligus ditengah penyebaran corona yang belum menemui titik akhir.

“Ada yang aneh pada perdagangan saham belakangan ini. Pelaku pasar cenderung masuk ke pasar saham, padahal terlihat jelas data-data ekonomi dunia tengah memburuk,” kata pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, Senin 4 Mei 2020.

BACA JUGA:  Pemkab Langkat Gandeng Pihak Ketiga Kendalikan Inflasi

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi negara besar mengalami penurunan, bahkan minus. Indonesia diperkirakan pertumbuhan PDB-nya juga anjlok jika dikalkulasikan secara kuartalan.

Tetapi, fakta di lapangan justru berbicara lain, dimana sejumlah indeks bursa di dunia termasuk IHSG memiliki kinerja positif selama bulan April.

“Pelaku pasar keuangan lebih melihat sentimen ditemukannya obat mujarab (obat corona) dari gilead, yang memicu terjadinya antusias pelaku pasar masuk ke bursa. Termasuk, juga ekspektasi dibukanya kembali aktivitas ekonomi di sejumlah negara yang turut memicu ekspektasi ke depan yang lebih baik,” ungkap Gunawan.

BACA JUGA:  Koleksi Terbaru Produk Premium LG Kini Tersedia di Medan

Padahal, ke depan ekspektasi pertumbuhan ekonomi dunia juga masih akan suram. Bahkan, hingga akhir tahun diperkirakan akan negatif.

“Saya berkesimpulan bahwa kinerja positif pasar saham di bulan kemarin bukanlah indikasi penguatan pasar keuangan dalam jangka panjang. Potensi tekanan masih tetap terbuka,” sambungnya.

Oleh karena itu, dia menilai pelaku pasar tidak akan berlebihan menyikapi fakta-fakta lapangan tersebut. Semuanya masih saja bisa berubah, dan semuanya bisa saja berakhir dengan masalah.

BACA JUGA:  Mitra Binaan Pertamina Ekspor Perdana 2,5 Ton Kerupuk Kulit Ikan Patin ke Malaysia

“Bersikap rasional memang boleh-boleh saja jika berbicara pasar keuangan. Tetapi, jangan merasionalisasi, karena sentimen apapun tetap saja bisa berubah dan berpotensi mendatangkan kerugian,” imbuhnya.

Pagi ini, IHSG dibuka melemah di level 4.650,80. Dan sejauh ini juga masih mengalami pelemahan dikisaran harga indeks 4.590. Disisi lain, mata uang rupiah juga diperdagangkan melemah dikisaran 14.980 per US dolar pada perdagangan pagi ini juga. (*)

 

Reporter : Rayyan Tarigan
Editor        : Iqbal Hrp
Foto           : 

Konten Terkait

Negara ASEAN Perkuat Tonggak Ketahanan Pangan Lewat Petani Skala Kecil

Editor prosumut.com

Program Gerobak Madu TPL Raih Penghargaan dari Kemendes

Editor prosumut.com

Di Tengah Pandemi Pasar Modal Berkembang Positif

admin2@prosumut