Prosumut
Kriminal

Kurir Ekstasi Asal Eropa Diupah 15 Juta

PROSUMUT – Wasis, salah satu kurir ekstasi yang ditangkap petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) mengaku dibayar belasan juta jika berhasil mengantarkan barang haram itu sampai tujuan.

“Narkoba (ekstasi) itu saya jemput di tengah laut pakai kapal. Saya diberi upah Rp15 juta jika berhasil mengantarkan barang tersebut,” aku Wasis saat dihadirkan dalam keterangan pers di kantor BNNP Sumut, Minggu 23 Juni 2019.

Ia mengaku, dalam mengantar narkoba ini bukan kali pertamanya. Melainkan, sudah beberapa kali.

“Sudah empat kali dan baru ini tertangkap,” ucapnya.

Meski telah menikmati jasa dari hasil uang barang haram tersebut, Wasis mengaku menyesal. Hal ini lantaran berujung di balik jeruji besi sel tahanan.

BACA JUGA:  Wakil Rektor UDA Jadi Tersangka Penganiayaan, Keluarga Korban Minta Hukum Berat Pelaku

“Pasti menyesal kalau akhirnya harus di penjara. Saya mau tobat setelah keluar nanti,” akunya.

Sebelumnya, Wasis ditangkap petugas BNN RI dari sebuah warung tuak di Jalan S Parman, Tanjung Balai, Jumat dinihari 21 Juni 2019.

Setelah berhasil menangkap Wasis, petugas melakukan penggeledahan di rumah yang bersangkutan. Alhasil, ditemukan tiga bungkus besar ekstasi dengan jumlah sekitar 30 ribu butir.

“Tak berhenti sampai disitu, kita kembali melakukan pengembangan dan penyelidikanpenyelidikan ternyata ada keterlibatan dari seorang narapidana (napi) bernama Pendi. Napi ini merupakan penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pariaman,” jabar Deputi Pemberantasan BNN RI, Irjen Pol Arman Depari.

BACA JUGA:  Wakil Rektor UDA Jadi Tersangka Penganiayaan, Keluarga Korban Minta Hukum Berat Pelaku

“Saat ini, Pendi sudah diamankan dan dibawa ke kantor BNNP Sumbar. Pendi bersama ketiga tersangka lainnya dibawa ke Jakarta untuk proses pengembangan kasusnya lebih jauh,” tambahnya.

Menurut Arman, modus operandi jaringan narkoba ini masih seperti kasus-kasus yang pernah terungkap sebelumnya. Yaitu, diselundupkan dari Malaysia yang melintasi jalur laut dengan teknik pertukaran antara kapal ke kapal.

“Narkoba yang kita sita terakhir kali ini menjadi catatan penting bagi kami, karena awalnya kawasan Sumbar yang relatif penggunaan narkoba. Namun, ternyata dari penangkapan ini patut diduga marak peredaran narkoba,” kata Arman.

BACA JUGA:  Wakil Rektor UDA Jadi Tersangka Penganiayaan, Keluarga Korban Minta Hukum Berat Pelaku

Selain itu, sambung dia, untuk ekstasi merupakan jenis dengan kualitas yang sangat baik. Hal ini dilihat dari tingkat kekerasan dan sistem pengemasan atau kemasan.

Ekstasi tersebut berbeda dengan produksi lokal atau yang dikirim dari negara tetangga. Ekstasi ini diperkirakan produksi dari Eropa. Secara fisik, warnanya biru dengan tulisan “Lego”.

“Ini sudah beberapa kali beredar di Indonesia, sehingga kita bisa bedakan mana yang kualitas kurang baik, biasa dan sangat baik. Sebelumnya, ada kita ungkap kasus yang serupa tetapi ekstasinya tidak sebagus dan sekeras yang sekarang ini,” ungkapnya.(*)

Konten Terkait

Polda Sumut Beri Keterangan Soal Pembunuhan di Labura

Editor prosumut.com

Rugikan Rp7,9 M, Eks Kacab BSM Padangbulan Divonis 16 Bulan

Ridwan Syamsuri

Pengedar Ganja Sembunyi di Dapur Rumah

Ridwan Syamsuri

Bajing Loncat di Brayan Dibekuk Saat Beraksi

Editor Prosumut.com

Ojol di Siantar Tewas Ditikam, Pelaku Ngaku Dapat Bisikan Gaib

Editor prosumut.com

4 Pengedar Narkoba di Multatuli Diciduk Sedang Berjudi

Editor Prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara