Prosumut
Ekonomi

Kerugian Pedagang Rp 100 M, Aksi 22 Mei Lumpuhkan Pasar Tenabang

PROSUMUT – Pedagang mengaku rugi dengan ditutupnya di Pasar Tanah Abang pada hari ini. Penutupan tersebut terkait dengan adanya aksi 22 Mei di Jakarta.

Ketua Koperasi Pedagang Tanah Abang, Yasril Umar mengatakan, total kerugian yang diterima oleh para pedagang Pasar Tanah Abang diperkirakan mencapai Rp 100 miliar.

BACA JUGA:  Bank Indonesia Gelar QRIS Jelajah Budaya Indonesia 2025 di Sumatera

“Kerugian kalau saya hitung-hitung bisa Rp 50 miliar-Rp 100 miliar per hari,” ujar dia.

Saat ini, jumlah pedagang di Pasar Tanah Abang mencapai 25.000 orang. Para pedagang ini tersebar di sejumlah blok yang menjadi bagian dari pasar tersebut.

“Jumlah pedagang kalau digabungkan semua mungkin ada sekitar 25.000 pedagang. Kios yang ada di sini sekitar 25.000 pedagang,” kata dia.

BACA JUGA:  Sofyan Tan: Kuasai Statistik, Kunci Sukses Masa Depan

Menurut Yasril, rata-rata omset pedagang Pasar Tanah Abang mencapai Rp 2 juta per hari. Namun, kerugian yang diterima pedagang bisa lebih besar mengingat saat Ramadan dan jelang Lebaran transaksi di pasar tersebut cenderung meningkat.

BACA JUGA:  Sofyan Tan: Sensus Ekonomi 2026 Harus Jadi Titik Balik

“Anggap kalau 25 ribu pedagang dikalikan Rp 2 juta per hari, itu sudah Rp 50 miliar. Apalagi ini mau Lebaran, omset mereka (pedagang) lebih dari itu kan. Kan ada yang Rp 50 juta per hari, ada yang Rp 100 juta,” tandas dia. (*)

Konten Terkait

Samsung Galaxy A06, Smartphone Harga Sejutaan dengan Sistem Keamanan Berlapis

Editor prosumut.com

Fintech Lending Konsisten Berkembang di Sumut

Editor Prosumut.com

Perluas Promo Pay Day, OVO Fasilitasi Konsumen ‘Gila’ Diskon

Val Vasco Venedict

Produk Indonesia Catatkan Potensi Transaksi USD 3,7 Juta di Hungaria  

Editor prosumut.com

JNE dan IPEMI Kota Binjai Gelar Kegiatan JNE Connecting Happiness for Economic

Editor prosumut.com

RI-Australia, Mendag Lutfi: Maksimalkan Implementasi Persetujuan IA-CEPA

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara