PROSUMUT – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Pemprov Sumut memecat tujuh pelatih Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumut. Hal ini terkait pencapaian di Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (Popwil) Sumatera 2018 di Aceh beberapa waktu lalu.
Ketujuh pelatih tersebut adalah: Sumardi, Supriono, Julio Roberto (sepakbola), Syahrizal (voli putri), Lilik Heriyanto, Nurhasim (atletik), serta Suprapto (pencak silat). Akibat pencapaian yang tak memenuhi target di Popwil Sumatera, ketujuhnya pun diberhentikan secara hormat. Padahal Sumut tampil sebagai juara umum di ajang seleksi menuju Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) Papua 2019 itu.
Kadispora Sumut Baharuddin Siagian melalui Kabid Pembudayaan Olahraga Rusli menjelaskan, keputusan ini diambil berdasarkan hasil evaluasi. Indikator yang dilihat adalah aspek pencapaian prestasi tiap-tiap cabor, baik untuk event regional maupun nasional.
“Memang benar ada tujuh pelatih yang kita berhentikan berdasarkan hasil evaluasi. Evaluasi dirasa perlu ketika ada sejumlah cabor dinilai tidak mampu meningkatkan capain prestasi, bahkan semakin menurun. Kita tidak ingin prestasi atlet semakin menurun,” ungkap Rusli di kantornya, Selasa (13/11).
Terkait sosok pelatih yang bakal menjadi pengganti ketujuh orang tersebut, Dispora akan melakukan prekrutan pada November ini juga. Meskipun ditegaskan Rusli, seleksi tidak bersifat umum dan melalui tahapan yang ketat.
“Harapan kami, pelatih yang terpilih bisa kembali mengangkat prestasi cabor binaannya. Sebab, 2020 sudah ada Popnas di Papua. Mereka ini nantinya adalah cikal bakal atlet Sumut yang berlaga di PON 2024,” kata Rusli.
Tak hanya pelatih, atlet yang tidak menunjukkan peningkatan prestasi selama menjadi binaan PPLP pun akan turut dievaluasi. Rusli membeberkan, jika prestasi atlet cabor pencak silat stagnan. Meski di Popwil silat mampu raih 5 emas, tapi tidak ada satupun atlet PPLP yang raih emas.
Cabor sepakbola menjadi perhatian serius. Mengingat, pencapaian yang menjadi catatan sejarah buruk, karena untuk pertama kalinya tim Sumut tidak lolos ke Popnas. Bahkan dari hasil kejurnas antar PPLP di Aceh tahun ini, Sumut juga gagal tampil sebagai juara.
“Kami evaluasi karena atas dasar tidak berprestasi, termasuk untuk atletik dan bola voli. Kalau dibiarkan menjadi bumerang bagi prestasi olahraga Sumut. Sebab, dari sinilah embrio atlet masa depan kita,” tegas Rusli. (ed)