Prosumut
Kesehatan

Percepatan Penurunan Stunting Jangka Pendek, BKKBN Fokus Tangani Ibu Hamil dan Anak di Bawah Usia 2 Tahun

PROSUMUT – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berupaya melakukan percepatan penurunan angka stunting dari target yang telah ditetapkan 14 persen secara nasional. Untuk jangka pendek, penurunan stunting fokus terhadap ibu hamil dan anak di bawah usia 2 tahun.

Sekretaris Utama BKKBN Pusat Tavip Agus Rayanto mengatakan, angka stunting nasional yang dirilis sementara ini hanya turun 0,1 persen dari 21,6 menjadi 21,5 persen. Padahal yang menjadi target adalah 14 persen.

“Beberapa provinsi angka stuntingnya masih mengalami kenaikan. Hanya satu provinsi yang di bawah angka 10 persen (7,2 persen) yaitu Bali.

Untuk Sumut, angkanya turun 2,2 persen. Sebab jumlah penduduk di Sumut terbilang cukup padat. Walaupun prevalensi atau persentasenya tidak tinggi, tetapi jumlah penduduknya banyak.

Jadi, ini akan mempengaruhi jumlah nasional,” ungkap Tavip saat temu pers pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2024 di Hotel Santika Dyandra Medan, Senin 25 Maret 2024.

BACA JUGA:  RSUP HAM dan Tim Dokter Arab Saudi Berhasil Operasi Bedah Jantung 25 Anak

Tavip melanjutkan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Sumut perlu dilakukan intervensi stunting. Kalau beberapa provinsi tersebut angka stunting bisa diturunkan, tentu akan mempengaruhi angka stuntingnya secara nasional.

“Ini tentunya membutuhkan kerja keras semua stakeholder, kepala daerah, TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) serta jajaran masyarakat.

Karena itu, saya pesankan dalam jangka pendek untuk bisa angka stunting turun drastis maka kegiatan harus benar-benar ter-deliver dan fokus terhadap dua hal,” ujar Tavip didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumut Munawar Ibrahim.

Fokus pertama, jelas Tavip, terhadap ibu hamil. Sebab ibu hamil itu akan segera melahirkan anak-anak.

“Harapannya, ibu hamil tersebut dalam kondisi sehat sehingga anak yang dilahirkan sehat juga. Artinya, tidak ada stunting bagi anak-anak yang dilahirkan dari ibu hamil tersebut,” ucapnya.

Fokus kedua terhadap pertumbuhan anak usia 2 tahun. Karena, kalau anak usia 3 sampai 4 tahun butuh waktu panjang dan biayanya besar.

BACA JUGA:  Pemkab Langkat Masuk 5 Besar se-Indonesia Terkait Laporan Tercepat Intervensi Stunting

“Sebetulnya untuk menurunkan angka stunting dan kita mengintervensi orang stunting, itu merupakan strategi yang kurang efektif.

Jadi, strategi yang efektif adalah melakukan pencegahan dan salah satunya terhadap bayi yang belum lahir atau ibu hamil.

Namun, jika sudah terlanjur lahir maka khususnya terhadap anak di bawah usia 2 tahun ditangani secara berkelanjutan,” terang Tavip.

Menurutnya, dua hal itulah menjadi kepentingan jangka pendek untuk percepatan penurunan stunting. Walaupun stunting itu ada dua faktor, yaitu faktor spesifik dan sensitif.

Lebih jauh Tavip mengatakan, Rakerda Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2024 mengangkat tema ‘Optimalisasi Bonus Demografi dan Peningkatan SDM Menuju Indonesia Emas 2045’.

“Banyak hal yang menjadi dasar kebijakan nasional, bagaimana kemudian reorientasi program tersebut dilakukan. BKKBN sebenarnya mengampu dua indikator utama terkait program penurunan stunting, yaitu kualitas dan kuantitas,” ucapnya.

Dia menambahkan, pemerintah menganggap isu stunting menjadi penting, karena kalau melihat angka kelahiran setiap tahunnya mencapai sekitar 4,6 juta anak.

BACA JUGA:  Pemkab Langkat Masuk 5 Besar se-Indonesia Terkait Laporan Tercepat Intervensi Stunting

Setelah dihitung dan diproyeksikan pada tahun 2045, mereka itu akan menjadi anak muda yang mengisi pembangunan.

“Kalau mereka tidak cerdas dan pintar, maka kita tidak memiliki daya saing SDM baik internasional maupun nasional. Karena itu, isu stunting menjadi penting,” pungkasnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Sumut Hassanudin yang hadir dalam temu pers tersebut menyatakan optimis bisa mencapai angka penurunan stunting sesuai target yang telah ditetapkan.

“Alhamdulillah saat ini kita (angka stunting Sumut) turun 2,2 persen (19,3 persen). Untuk tahun 2024, kita menargetkan turun menjadi 14,5 persen,” ujarnya. (*)

Reporter: M Idris

Editor: M Idris

Teks foto: Sekretaris Utama BKKBN Pusat Tavip Agus Rayanto (kiri) didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumut Munawar Ibrahim (kanan) dan Pj Gubernur Sumut Hassanudin saat temu pers Rakerda Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2024 di Hotel Santika Dyandra Medan, Senin 25 Maret 2024. (M Idris)

Konten Terkait

Hallobumil Gandeng YOPI Cegah Preeklamsia pada Ibu Hamil

Editor Prosumut.com

Positif Covid-19 Naik Jadi 1.976 Orang di Sumut

admin2@prosumut

Ini Penjelasan Gugus Tugas Langkat Soal Covid-19 di RSPPB

admin2@prosumut