Prosumut
Ekonomi

Bulog Sumut Salurkan Bantuan Beras Pemerintah ke Kabupaten/Kota

PROSUMUT – Perum Bulog Sumatera Utara (Sumut) mengungkapkan penyaluran bantuan pangan cadangan beras Pemerintah sudah berjalan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sumut melalui PT Pos Indonesia Regional 1 Sumatera.

Menurut Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut, Arif Mandu bahwa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Sumut yang menerima bantuan beras ini selama tiga bulan mulai September, Oktober dan November sebanyak 926.507 KPM. Karena itu, untuk pagu Sumut selama tiga bulan ini 9.265.070 kg per bulan.

“Tinggal di 5 kabupaten/kota di Pulau Nias yang belum menyalurkan. Tapi mereka sudah rapat koordinasi antara Bulog dan PT Pos dengan Sekda dan para Camat.

Kalau tidak hari ini maka besok akan disalurkan bantuan pangan tersebut. Jadi, penyaluran ini sudah seluruh kabupaten/kota. Makanya, sembari berjalan sembari kita launching, kalau kemarin masih soft launching,” kata Arif usai Launching Bantuan Pangan Cadangan Pemerintah di Gudang Bulog Jemadi Medan, Jl. Jemadi No.51, Pulo Brayan Darat II, Medan, Selasa 26 September 2023.

Arif menjelaskan, penyaluran bantuan ini tercukupi dimana stok beras Bulog ada 47 ribu. Bahkan, sebelumnya ada di angka 60 ribuan karena sudah ada penyaluran-penyaluran tersisa 47 ribu.

“Kami butuh kurang lebih 8.000-an ton untuk 3 bulan itu. Stok kami kemarin ada 60 ribuan ton. Artinya kurang dari setengahnya untuk kebutuhan bahan tambahan,” sebutnya.

Sementara itu, di Oktober mendatang akan ada masuk tambahan beras sebanyak 25 ribuan ton lagi dari Vietnam. Karenanya, ketahanan pangan untuk beras sampai akhir tahun dipastikan aman.

Lebih dari itu, untuk akhir tahun 2023 ini, Perum Bulog Sumut juga meminta tambahan beras sebanyak 50 ribu ton lagi.

“Kalau pengadaan lokal (Sumut) kami saat ini baru terserap 4.000 ton karena harga di atas Harga Pembelian Pemerintah(HPP).

Karena, kalau di atas HPP kami gak bisa menyerap tapi bagus untuk petani kita karena harga tinggi. Tapi di Bulog sudah ditetapkan oleh pemerintah harga beli sebelumnya itu Rp9.950 per kg namun sudah naik Rp11.500 per kg,” ungkapnya.

Arif menyatakan, kualitas beras yang disalurkan ke masyarakat sebenarnya adalah beras kualitas premium. Hanya saja, nomenklaturnya beras Bulog disebut medium.

“Kalau secara fisik itu beras premium. Alhamdulillah, mulai dari penyaluran tahap pertama yakni April, Mei dan Juni tidak ada masalah dengan kualitas berasnya. Di tahap dua juga sudah berjalan hampir semua kabupaten/kota tidak ada masalah,” terangnya.

Lebih lanjut Arif menyampaikan, kenaikan harga beras selama ini memang ada beberapa faktor penyebabnya. Pertama, El Nino yang menyebabkan sentra produksi beras di Pulau Jawa terganggu. Akan tetapi, di Sumut sendiri terbilang aman. Artinya, panas tapi tetap ada hujan.

“Tapi kenaikan harga beras ini tetap kita kawal dengan penyaluran Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras,” tegas Arif.

Misalnya, di Medan pihaknya telah bekerjasama dengan PUD Pasar Medan menyuplai ke 53 pasar. Di samping itu, juga ada pasar keliling yang berpindah-pindah ke kecamatan. Selain pasar tradisional, toko-toko di pasar juga ke ritel-ritel modern.

“Penyaluran ini sebanyak 2 ton per minggunya. Belum lagi saat ini sedang penyaluran bantuan pangan dan nanti kita juga kerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Disperindag baik provinsi atau kabupaten/kota melakukan gerakan pangan murah. Jadi semua secara serentak akan berjalan,” tandasnya. (*)

Editor: M Idris

BACA JUGA:  Telkomsel & Dinkop UKM Sumut Hadirkan Digitalisasi Koperasi

Konten Terkait

Kemendag Perkuat Stok Migor ke Wilayah Indonesia Timur 

Editor prosumut.com

Telkomsel Hadirkan ‘Rezeki Sakti’, Peluang Pelanggan Prabayar Raih Keuntungan

Editor prosumut.com

Indonesia Alami Defisit Neraca Dagang

Editor prosumut.com