PROSUMUT – Saat kita mengambil langkah untuk menjaga kesehatan diri sendiri, rekan, dan orang-orang yang kita cintai, perasaan tertekan dan khawatir merupakan reaksi alami tubuh terhadap kondisi yang penuh ketidakpastian di tengah pandemi virus corona.
Anda akan merasa bahwa rutinitas termasuk pola makan Anda berubah sejak bulan Maret lalu ketika ketentuan pembatasan mulai diterapkan karena wabah virus corona.
Ketika emosi kita berada di kondisi yang rentan seperti saat ini, keinginan untuk makan bisa sulit untuk dikendalikan baik secara fisik maupun mental.
Anda mungkin merasa bahwa Anda menyantap lebih banyak makanan tertentu, menyediakan makanan dalam porsi yang lebih besar atau sedikit, atau mengalami food craving yang melebihi biasanya.
Mengapa ini terjadi dan apa yang bisa Anda lakukan untuk mengontrol pola makan tak sehat yang terus bertambah?
Kami berbincang dengan dokter Andreas Michaelides, Chief of Psychology dan ahli dalam perubahan perilaku di perusahaan teknologi Noom.
Ia mengutarakan tips terbaiknya guna menyadari dan mengatur keinginan makan berlebih yang tidak sehat serta menjaga pola makan yang sehat selama wabah COVID-19.
Buat Rutinitas Baru Anda
Dengan perubahan jadwal, lingkungan, dan sumber daya yang drastis, Anda mudah merasa kewalahan. Ditambah lagi dengan jarak fisik dan psikis dari sahabat maupun keluarga, sehingga penting bagi Anda untuk tetap hidup normal.
Dalam situasi seperti ini, saatnya kita membuat rutinitas normal yang baru.
Meskipun mungkin hanya akan bertahan dalam beberapa saat, membuat rutinitas yang berbeda adalah langkah awal dan ini akan berperan sebagai landasan untuk apa yang Anda capai selama masa ini.
Pastikan bahwa kebutuhan pokok Anda terpenuhi sebelum memikirkan hal yang lainnya. Utamakan dan jaga ketersediaan bahan utama untuk makan, menghidrasi tubuh, tidur dan kebutuhan untuk kebersihan tubuh.
Jangan menganggap bahwa Anda akan memiliki waktu luang dalam masa seperti ini sebab kebiasaan baru Anda mungkin saja akan mengubah jadwal seperti biasanya. Oleh karena itu, sediakan waktu untuk mengurus keperluan Anda.
Sadari Apa Pemicu Nafsu Makan
Bagi sebagian besar dari kita, emosi dapat memicu keinginan untuk makan makanan tertentu. Penting bagi kita untuk membedakan antara pikiran rasional dan irasional serta kebiasaan yang membuat nafsu makan tersebut muncul.
Terkadang nafsu makan berlebih mucul ketika Anda berada dalam kondisi yang paling rentan. Anda mengalihkan perhatian pada makanan saat cemas, tertekan, atau bahkan bosan agar merasa tenang.
Semua perasaan tersebut bisa saja muncul dalam masa-masa yang penuh dengan ketidakpastian dan terisolasi dari interaksi sosial seperti sekarang ini.
Memastikan alasan mengapa kita memiliki nafsu makan berlebih atas makanan tertentu dan bagaimana lingkungan memengaruhi kebiasaan kita akan membantu kita dalam mengatasi serta menghentikan tabiat yang merugikan sembari membangun kebiasaan baru yang lebih sehat.
Cari Tahu Penyebabnya
Ketika Anda merasa food craving melanda, cobalah untuk mencari tahu apa penyebabnya. Apakah perasaan tersebut dipicu oleh emosi, nostalgia, psikologi (dari memori atau rutinitas) atau benar-benar sedang lapar?
Apakah Anda secara spesifik ingin makan makanan manis, asin, atau berlemak? Mulailah untuk mengenali polanya dan tulis dalam sebuah jurnal.
Misalnya, beberapa orang berspekulasi bahwa saat kita secara naluriah ingin makan makanan berlemak supaya tidak merasa tegang.
Hal ini menjelaskan mengapa kita begitu ingin menyantap makanan berlemak dalam krisis yang terjadi sekarang ini.
Saat Anda sudah dapat memahaminya, Anda akan mudah untuk mengenali dan kemudian meningkatkan kesadaran akan alasan-alasan pemicunya. Semua makanan pas untuk disantap dalam jumlah yang cukup.
Anda tak perlu memakan semuanya, tetapi Anda bisa menghargai keberadaannya.
Ubah Kebiasaan Anda
Teknik ini dilakukan guna mengganti kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat dengan menyantap makanan yang lebih memberikan manfaat positif bagi tubuh.
Misalnya, ketika Anda ingin mengudap, cobalah untuk minum secangkir teh atau segelas air. Tunggu hingga 10 hingga 20 menit, setelah itu perkirakan apakah Anda benar-benar lapar.
Kebiasaan ini dapat membantu apakah keinginan makan itu muncul karena lapar atau haus sebab sensasi yang dirasakan bisa saja sama.
Mengganti Makanan atau Mengubah Porsinya
Jika ternyata semua hal di atas tidak berhasil, maka artinya Anda benar-benar lapar. Anda dapat memanjakan diri dengan menyantap makanan sesuai selera dalam porsi yang kecil atau menggantinya dengan makanan yang lain.
Misalnya, ketika Anda sedang sangat ingin makan biskuit, Anda boleh menyantap satu biskuit kecil saja atau menggantinya dengan makan buah. (*)
Sumber : Harper’s BAZAAR Indonesia
Editor : Val Vasco Venedict
Foto : Grid